Benar dan Salah. Sudah sering kita mendengar tentang apa itu salah dan apa itu benar. Semua hal yang kita lakukan selalu dan senantiasa diacu pada dua kondisi benar dan salah.
Benar dan salah diposisikan saling berlawanan, saling berseberangan, saling meniadakan, saling memblok. Bila situasi benar, maka salah tidak muncul. Begitu pula sebaliknya, bila salah itu muncul maka benar tidak tampak. Pernahkah Anda menyadari hal itu?
Sekarang, saya mencoba menelisik sedikit tentang benar dan salah ini. Bukan berarti apa yang saya sampaikan ini adalah sebuah kemutlakan. Apa yang dijabarkan hanya dari satu perspektif semata, yaitu perspektif penulisnya. Tentunya, seperti pada paragraf di atas, perseptif inipun tentunya bisa keliru.
Segala sesuatu yang terjadi di alam ini selalu kita acu pada situasi benar dan salah.
Benar adalah sesuatu yang sesuai dengan nilai keterkondisian alam pikiran kita.
Salah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai keterkondisian alam pikiran kita.
Berangkat dari pernyataan di atas, maka yang menjadi pengukur atau alat ukur adalah keterkondisian pikiran
.
Pikiran merupakan tumpukan pengalaman dan pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan ini merupakan hasil cerapan terhadap segala sesuatu yang dialami dan dipelajari. Pengalaman itu sendiri merupakan hasil kesimpulan-kesimpulan yang kita pungut pada sebuah atau lebih situasi yang telah dan pernah kita alami. Sementara, pengetahuan merupakan hasil dari memahami sebuah atau lebih situasi.
Merujuk pada redaksional tulisan di atas, jelas bahwa pengalaman dan pengetahuan itu sangat tergantung pada kemampuan dalam menarik kesimpulan dan memahami sebuah atau lebih situasi yang dialami.
Menarik kesimpulan dan memahami suatu yang dialami sangat tergantung pada kemampuan berpikir seseorang.
Melihat uraian di atas, maka benar atau salah pun merupakan sebuah produk dari pikiran, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang tersimpan dalam memori manusia. Sehingga ini berimplikasi bahwa setiap orang mempunyai konsep ataupun nilai tentang benar ataupun salah berbeda-beda. Perbedaan ini tergantung pada kemampuan berpikirnya yang berdasarkan atas pengalaman dan pengetahuan yang didapat.
Jadi... berhati-hatilah menilai benar atau salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukkan komentar dan atau pertanyaan .......