Tampilkan postingan dengan label Serba-serbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serba-serbi. Tampilkan semua postingan

Usir Kecoak Secara Alami dengan Pandan Wangi

  1. Sekilas tentang Pandan Wangi
  2. Pemanfaatan Pandan Wangi
  3. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  4. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  5. Penyiapan Media Pandan
  6. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  7. Sekilas tentang Pandan Wangi
  8. Pemanfaatan Pandan Wangi
  9. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  10. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  11. Penyiapan Media Pandan
  12. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  13. Sekilas tentang Pandan Wangi
  14. Pemanfaatan Pandan Wangi
  15. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  16. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  17. Penyiapan Media Pandan
  18. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  19. Sekilas tentang Pandan Wangi
  20. Pemanfaatan Pandan Wangi
  21. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  22. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  23. Penyiapan Media Pandan
  24. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  25. Sekilas tentang Pandan Wangi
  26. Pemanfaatan Pandan Wangi
  27. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  28. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  29. Penyiapan Media Pandan
  30. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  31. Sekilas tentang Pandan Wangi
  32. Pemanfaatan Pandan Wangi
  33. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  34. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  35. Penyiapan Media Pandan
  36. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  37. Sekilas tentang Pandan Wangi
  38. Pemanfaatan Pandan Wangi
  39. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  40. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  41. Penyiapan Media Pandan
  42. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  43. Sekilas tentang Pandan Wangi
  44. Pemanfaatan Pandan Wangi
  45. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  46. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  47. Penyiapan Media Pandan
  48. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  49. Sekilas tentang Pandan Wangi
  50. Pemanfaatan Pandan Wangi
  51. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  52. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  53. Penyiapan Media Pandan
  54. Bagaimana itu bisa Bekerja?
  55. Sekilas tentang Pandan Wangi
  56. Pemanfaatan Pandan Wangi
  57. Panda wangi untuk mengusir Kecoa?
  58. Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan
  59. Penyiapan Media Pandan
  60. Bagaimana itu bisa Bekerja?

Sekilas tentang Pandan Wangi

Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Tumbuhan ini-nama ilmiahnya Pandanus amaryllifolius-, dapat ditemukan tumbuh secara alami di berbagai tempat di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunggang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar.

manfaat pandan wangi
Pandan Wangi

Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60 cm.

Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.

Pemanfaatan Pandan Wangi

Seperti di singgung di atas, daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan karena aroma yang dihasilkannya.

Daun pandan biasa dipakai dalam pembuatan kue atau masakan lain seperti kolak dan bubur kacang hijau.

Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di sela-sela nasi dengan maksud supaya nasi menjadi beraroma harum. Aroma harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau agak kering.

Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau bagi makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan ruangan.

Daun pandan banyak digunakan terutama dalam membuat kue-kue tradisional Indonesia atau asia. Namun, tidak hanya itu, manfaat daun pandan ini pun tentu saja tak diragukan lagi. Selian untuk aroma makanan, pandan wangi juga bisa dimanfaat untuk pewangi ruangan.

Panda wangi untuk mengusir Kecoa?

.

Selian untuk aroma makanan, pandan wangi juga bisa dimanfaat untuk pewangi ruangan Salah satunya untuk diletakkan di kamar mandi. Disamping untuk pewangi ruangan, dapat pula difungsikan sebagai pengusir kecoak.

Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan

Berdasarkan sumber yang dapat dipercaya, siapa sangka kalau daun pandan dapat pula dijadikan bahan untuk mengusir kecoak.

Siapa coba yang sering dibuat repot dengan munculnya kecoak di kamar mandi? Jika mengusirnya dengan obat pembasmi serangga tidak membuahkan hasil, kita coba lakukan tips berikut. Hanya dengan modal 4-6 lembar daun pandan saja kecoak dijamin lenyap dan kamar mandi akan mempunyai aroma harum yang khas.

.

Penyiapan Media Pandan

Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat pengusir kecoak dengan pandan wangi.

  1. Iris tipis 4-6 lembar daun pandan wangi.
  2. Masukkan irisan pandan ke dalam mangkuk atau wadah yang terbuka.
  3. Letakkan wadah di atas kloset, rak, atau di tempat tertentu yang ada di area kering.

Kamar mandi akan menjadi wangi karena aroma pandan menyebar dalam ruangan. Bila kamar mandi kecil, - kurang lebih 5 m² -, cukup diletakkan satu wadah. Jika, ruangan cukup luas, letakkan dua atau tiga wadah dengan jarak tertentu.

Perlu diperhatikan pula, bahwa wangi pandan akan bertahan selama tiga hari sampai seminggu. Sehingga, apabila wanginya sudah tidak tercium lagi, gantilah dengan irisan daun pandan yang baru. Kita perlu menggantinya secara rutin. Sebab, daun pandan yang disimpan di lemari selama lebih dari sebulan, misalnya, mungkin sudah tidak bisa memberikan manfaat yang maksimal. Selain membuat kamar mandi menjadi wangi, irisan daun pandan juga bisa mengusir kecoak secara alami.

Bagaimana itu bisa Bekerja?

serangga seperti kecoak bernapas melalui trakea yang melekat pada bukaan spirakel di semua segmen tubuhnya. Lebih jelasnya, Spirakel adalah lubang udara atau jalan masuknya udara sebelum udara menuju trakhea, letaknya berada pada permukaan tubuh serangga.

Artinya, serangga ini bernapas melalui "kulit" dan tidak dapat mentoleransi partikel wewangian yang bisa menyumbat kulitnya.

Mengisi udara dengan wewangian, seperti pandan, bisa "mencekik" kecoak dan membuatnya tidak betah berada di ruangan tersebut. Untuk mendapat hasil yang efektif perlu menggunakan daun pandan yang segar dan memastikan daun ini selalu ada di rumah.

Mudah bukan. Cobalah dipraktekkan di rumah.
Demikianlah informasi ini. Semoga bisa bermanfaat.

Posted by Teguh De

Mimpi Bisa Menjadi Sebuah Firasat, Bukan Hanya Bunga Tidur !!!

    Benarkan mimpi hanya sebuah bunga tidur?

    Ternyata, hal itu tidak berlaku bagi doi yang satu ini. Sebut saja namanya Doni. Sebelum perayaan imlek selama 3 hari berturut-turut bermimpi tentang istrinya. Konon, dalam mimpi tersebut sang istri yang sudah meninggal 1 tahun yang lalu meminta tolong padanya untuk dapat dikeluarkan dari sebuat keadaan. “Tolong aku, aku tidak mau disini”, katanya menceritakan tentang isi mimpinya.

    mipi adalah firasat
    Arti sebuah mimpi

    Dia sendiri sebenarnya tidak percaya tentang hal itu.

    Namun, bukti berbicara lain.

    Pada hari perayaan imlek dimana dia mengunjungi makan istrinya. Dia merasa ada sesuatu yang aneh melihat makam istrinya yang kurang terawat. Dia berinisiatif untuk membersihkan makannya. Dia mencabuti rumput-rumput liar di sekitar makan. Satu-satu dia cabuti, dengan perasaan mengawang-awang. Sekejap kemudian matanya tertuju pada sebuah gelang.

    GElang itu sangat mirip dengan punya istrinya. Dia ingat, bahwa dia yakin gelang itu adalah gelang istrinya dan dia tahu itu, karena sebelum kotak peti mati ditutup, dia masih melihat gelang itu pada mayat istrinya.

    Karena penasaran dengan kejadian ganjil menurutnya, dia membongkar makam istrinya dengan menyewa tukang gali. Di sisi lain, Pihak keluarga sebenarnya tidak setuju dengan idenya itu. Tapi, dia bersikeras untuk membongkar guna membuktikan arti mimpinya sekaligus mengurangi rasa penasarannya.

    Apa yang terjadi secara fakta?

    Mayat istrinya tidak berada dalam peti kuburnya.

    Selidik punya selidik, ternyata mayat istrinya telah dicuri oleh perampok dan dijadikan perkawinan hantu.

    Perkawinan hantu adalah hal yang lumbrah dilakukan oleh masyarakat di suatu wilayah di negeri tirai bambu. Dan, sampai sekarang masing ada yang melakukakannya. Perkawinan hantu diperuntukkan bagi laki-laki yang meninggal muda dan atau belum sempat menikah di kehidupan nyata, maka dilaksanakan upacara dikawinkan dengan sesama mayat. Konon katanya agar sang mayat laki-laki tersebut dapat tenang di alam sana.

    Demikian, ceritanya dikutip dari sebuah situs berita nasional.

    Bagaimana menurut pandangan Anda?

    Apakah mimpi itu benar hanya sebuah bunga tidur, tanpa makna apa-apa?

    Coba diingat-ingat lagi! Pernahkah mimpi Anda sebagai sebuah firasat yang ditujukan kepada Anda atau keluarga Anda?

    Posted by Teguh De

    SATUA BALI : MEN SUGIH LAN MEN TIWAS

      Niki satua bali selanturnya, sane sampun kaposting makudang conto satua bali ring blog titiang puniki. Satua puniki, taler boya ja titiang sane ngawi, titiang wantah nyuratang malih satua puniki sane sampun ka unggahang olih makudang-kudang blog wiadin Media tiosan.

      Yadiastun asapunika, kautamaning tatuek satue pinaka tatujon titiang nurun satuane puniki. Mapan, satua Men Sugih Lan Men Tiwas, sujati mabuat pisan tatuek ipun. Gargita manah titiang, yening ratu ida dane sane ngwacen satuane puniki prasida nggangget pikolih becik lan dados anggen sasuluh, rikalaning nyiksik bulu. Mapan, tuwuh ngaran tuhu sujati, mangda prasida katincapang malih, anggen gegawan utawi senjata nugtugang idup ri jagate jimbar.

      Nenten, panjang atur malih, aturang titiang satue Bali Men Sugih lan Men Lacur sekadi ring sor puniki

      Men Sugih lan Men Tiwas

      Di desa anu, ada jatma ajak dadua idup mabanjaran. Nanging, idup ipune matiosan pisan. Sane abesik sugihne tan kadi-kadi. Arta brana sekadi membah. Carik tanah tegal akeh. Papayasan tan kasor. Ring satuane puniki kaparabin Men Sugih.

      Buin besik, kewentenane mabinayan pisan. Kaling ke nyen papayasan sarwa bungah, umah manten ipun tuara ngelah. Umah tongos ipun masayuban rikala sabeh, ngetis ritat kala panes, tan doh sekadi kubu. Ampura, sekadi kubon sampine.

      Nanging, yadiastun sekadi punika, ipun tetap matimpal, masawitra. Yadiastun, parilaksana lan paripolah ipun makedadua mabinayan pesan

      Paripolah ipun sekadi lemah kalawan peteng. Men Sugih anak sugih pesan, nanging demit tur iri ati, jail teken anak lacur. Mabina ajak Men Tiwas. Buka adane tiwas pesan, nanging melah solahne, tusing taen jail teken timpal, ten ngelah keneh demit tur iri ati. Men sugih dados mekel (bos) di desane, mabinayan ken Men Tiwas geginane ngalih saang ke alase lakar adepa ka peken.

      Di Nuju dina anu, Men Tiwas ka umah Men Sugih ngidih api. TangaN ipun nganjali buka mecik manggis. Konden maan ipun ngidih api, ditu Men Sugih ngomong, "Ih nyai Tiwas. Alihin ja icang kutu, yen suba telah kutun icange, nyanan upahina baas".

      Men tiwas, tuara juari tempal. Laut Men Tiwas ngalihin kutu Men Sugihe. Suba tengai mara suud. Sekadi tel munyine Men Sugih, ditu Men Tiwas kopahin baas acrongcong. Kenel kenehne Men Tiwas maan upah baas. Tan pa lali ngucap suksma, ipun ngenggalang mulih laut baase jakana. Pakretap ia nyakan di jalikane. Bibihne bujuh ngupin semprong.

      Di umah Men sugihe aturang titiang, ia Men Sugih buin masiksikan, mapan genit sirahne konden ilang. Ri subane apakpakan base, ia maan kutu aukud. Ngenggalang ia ka umah Men Tiwase, laut ngomong, "Ih Nyai Tiwas, ene icang maan kutu aukud, jani mai uliang baas icange ituni".

      Makesiab Men tiwas, kabilbil Men Tiwas masaut, "Yeh, baase suba jakan tiang".

      Masaut Men Sugih, "Nah, ento suba aba mai anggon pasilih!".

      Sekadi menang aketi bangsit Men sugih. Mapan jani maan nasi suba lebeng tuara tuyuh. Nasine ane makire lebeng ento laut juanga konyang ka pancine abana mulih baan Men Sugih. Nyanane buin teka Men Sugih, "Ih Tiwas, tuni Nyai ngidih api teken saang icange". Tan pa lantang raos, ditu lantas api teken saange apesel gede juanga teken Men Sugih.

      Men Tiwas bengong mapangenan nepuk unduke buka keto.
      Lacur!.
      Paketeltel yeh paninggalane, negak dibucun balene tuara nyidaang ngomong apa.

      Ratu betara.....

      Tan katuturang unduke ane majalan, liwat.
      Sawatara ada duang wuku, Men Tiwas tundena nebuk padi baan Men Sugih lakar upahina baas duang crongcong. Sakeng polosne Men Tiwas, ipun nyak nebuk padine kanti pragat. Laut, upahina baas duang crongcong. Sekadi biasane, Men Tiwas encol mulih lantas nyakan.

      Men Sugih lantas nyeksek baas. Makesiab ipun, mapan ipun maan latah dadua.

      Encol ia ka umah Men Tiwas laut ngomong, "Ih Tiwas ene baase enu misi latah dadua, jani uliang baas icange, yen suba majakan ento suba aba mai". Keto raosne sada bangras.

      Men Tiwas tan pa daya, tan prasida nembahang sakitan Men Sugih. Ipun usap-usap pipine kucel belus ulian yeh mata. Ipun bengong, kabilbil, ngamigmig nyambat Ida Batara. Nyelselin dewekne belog.

      Tan kacrita galah suba majalan. Lemah peteng, semeng kaliwatin sanja rauh. Idupne Men Tiwas nenten sayan ngamecikang, malah sayan layu, sayan sengsara. Mapan, sehananing upakerti, upadaya sane sampun kautsahayang durung prasida nincapang kawentenan. Tuah urip sane kantun tekek ring angga sariran ipune.

      Nanging, egar ipune sing ada ane ngasorang. Ipun tetep tekek ring tutur budi pakerti. Tetep mautsaha sekancan tindak, lan paminehne nenten lempas ring pahala lan karma. Ipun tetap ngambel pitutur ayu sang sujana. Sang wikan.

      Ne mangkin tuturang titiang malih, indik pejalan ipun men tiwas ngalih saang ri tengah alase.

      Sedek dina anu Men Tiwas luas ka alase, krasak-krosok ngalih saang. Ipun granggang grenggeng padidian nyalimurang manah. Matembang kisi-kisi. Tembang pucung ngangget gita. Idup sekadi memanjakit kranjang padang.............

      Saget teka Sang Kidang laut ngomong, "Men Tiwas apa alih ditu?"

      Masaut Men Tiwas tan panolih, "Tiang ngalih saang teken paku".

      "Lakar anggon gena ngalih paku?"

      Masaut ipun Men Tiwas, "Lakar anggon tiang jukut".

      Pati grepe jerijinne Men tiwas, milihin don pakune ane luwung anggon jukut. Peliatne tan lempas ring entik pakune

      "Ih Tiwas lamun nyak Nyai nyeluk jit icange, ditu ada pabaang nira teken Nyai!"

      Nyeledet Men Tiwas. Raris matolihan. Katonanga ada kidang gading metanduk mas di arep ipune. Makleteg keneh ipune. Sira Jro sane meraga kidang. Ngamigmig ipun. Nyingakin kidang lemu lan sekadi mesunar. Durung inget ken paukudane, Men tiwas raris katakenin.

      Ken-ken Men Tiwas? Nyak apa sing. Yen sing, manira lakar matilar.

      Lantas Men Tiwas nyak nyeluk jit kidange, mara kedenga, limane bek misi mas teken selaka. Suud keto Sang Kidang ngilang. Men Tiwas ngusap-usap peningalan, tuara precaya teken paundukan ane nibenin. Mas-masane bitbita. Ipun kipak kipek masi tuara precaya. Mapan sekadi ngipi. Ipun negtegang bayu.

      "Gelah tuara ngipi".

      Men Tiwas kendel pesan lantas mulih. Teked jumah ia luas ke pande ngae gelang, bungkung teken kalung.

      Men Tiwas jani sugih nadak, pianakne makejang mapanganggo bungah, lantas ia pesu mablanja. Tepukina Men Tiwas teken Men Sugih. Delak-delik ia ngiwasin pianak Men Tiwase.

      Saking kenehne iri tur sasika, buin manine Men Sugih mlali ka umah Men Tiwase matakon, "Ih Tiwas, dija Nyai maan mas selaka liu?".

      Masaut Men Tiwas, "Kene embok, ibi tiang luas ka alase ngalih saang teken paku lakar jukut, saget ada kidang, nunden tiang nyeluk jitne. Lantas seluk tiang, mara kedeng tiang limane ditu maan emas teken selaka liu." Mare ningeh keto. Men Sugih ngencolang mulih tan papamit.

      Manine Men Sugih ngemalunin luas ke alase, Men Sugih nyaru-nyaru buka anak tiwas, krasak-krosok ngalih saang teken paku.

      Saget teka Sang Kidang, "Nyen ento krasak-krosok?".

      Masaut Men Sugih, "Tiang Men Tiwas, uli puan tiang tuara nyakan".

      Men Sugih kendel pesan kenehne.

      Lantas masaut Sang Kidang, "Ih Tiwas, mai seluk jit nirane!".

      Mara keto lantas seluka jit kidange, laut kijem jit kidange, Men Sugih paide abana ka dui-duine. Patikaplug, nguyak ketket lan canging. Men Sugih ngeling aduh-aduh katulung-tulung,"Nunas ica tulung tiang, tiang kapok!".

      Teked di pangkunge mara Men Sugih lebanga, awakne telah babak belur tur sing inget ken dewek. Tangkahne kebut-kebut. Angkihane enduk pesan. Disubane inget ia magaang mulih.

      Teked jumahne lantas ia gelem. Awakne ngebus dingin. Tatune tusing nyak tuh. Sayan benyeh. Kudang balian kaden subak mapitulung ngubadin awakne Men Sugih, tuara endus ubat. Wenten kirang langkung tigang sasih, Men Sugih ngemasin mati.

      PUPUT

      Inggih, wantah asapunika, titiang prasida nedun satuane puniki. Dumogi ratu ida dane prasida ngangget tatwek satuane baduur. Kirang langkung antuk titiang, titiang nunas agung rna sinampura.

      Posted by Teguh De

      SATUA BALI : I LUBDAKA

        Niki satua Bali, sane mamurda I Lubdaka. Satua punika ketah sampun anake uning, mapan, Satua I Lubdaka, sane kakawi Mpu Taanakung, sering kaanggen pretiwi wimba rikala nemu rahina Siwa Ratri.

        Titiang, nenten panjang atur, cutetang titiang ngaturang Satua Bali I Lubdaka puniki, sekadi Ring Sor.

        I Lubdaka

        Ri jagate, i manusa soang-soang madue geginan wiadin dedemenan. Geginane soang-soang i manusa punika tatujone wantah ngunuh amerta sane masambeh ri jagate, kaanggen mertenin padewekan ring selantang tuwuh urip di mercepada

        Satua Bali I Lubdaka

        Duk dumun, wenten jadma sane maadan Lubdaka. Ia ngelah geginan maboros. Morosin sekancan buron. Gaginane ento anggona mretenin paukudane tur panak somahne.

        Nuju panglong ping pat belas nuju Tilem Kapitu, I Lubdaka nyalanang swadarma wiadin gagine dadi juru boros. Suryane mara melejit di sisi kangin, ia suba tragia luas mabaros ka alase. Prabot lan piranti anggen maboros makejang brondonge abane. Tumbak, madik, panah, tali, mutik, lan siosan. Makejang sampun kasiagayang.

        Jagate sampun ngranjing tengai tepet. Minab pajalan I Lubdaka luas maboros dinane ento ri panglong ping pat belas nuju tilem kapitu, sekadi pocol, Mapan, nenten manggihin buron, nyang asiki. Sampunang ja buron ageng, kadi rasa lelasan ja nenten wenten pesu, nenten wenten kapanggih. Alase sekadi nyepi. Tuah, suarane i ores, i tamureret sane ngider alas.

        I Lubdaka malih nyluksuk ke tengahing wana jimbar. Taru ageng, ketket, sakancan bun kabetas. Ipun nganggar arit anggen mukak margin.

        Sang surya suba tajek. Konden masih I Lubdaka maan borosan. Kipak-kipek ia masang kuping. Sing saget ada dingeh munyin yeh. Tukad wiadin danu, sira ugi ada buron ngalih yeh. Dita lakar panah, keto paitungane I Lubdaka. raris ngungsi alas sane sripit. Irika kacingak wenten telaga, toyanne ening pisan, tur magading tunjung manca warna. Irika I Lubdaka maka sanja, taler nenten wenten buron sane rawuh. Ring sampune engseb suryane, raris I Lubdaka ngrenggeng : "Yeh... enen suba sanja, yen jani I dewek mulih, kapetengan di jalan, sinah aluh I macan ngebog I dewek. Ah... paling melah dini dogen I dewek nginep ".

        Sapupute I Lubdaka ngrenggeng, raris ngrereh genah nginep. I Lubdaka mongkod taru bila ageng, sane mentik ring sisin telagane. Ring carang taru bila punika ipun nongos.

        Sampun nyaluk wengi I Lubdhaka kiap. Tan pa raranan metu takut di keneh ipun. Yan iraga nyriet janten ulung nengkayak i dewek. Keto ipun tangeh.

        Raris ipun ngeka naya apang tusing kiap, mangda nyidayang ngendusin apeteng.

        Ditu, daun bilane kapikpik, kaulungang. Daun bilane punika akeh sane ulung ring telagane. Sambilanga makeneh-keneh, ipun mikpik don bilane.

        Kala punika jeg marawat-rawat, I buron sane katumbak olih ipun. I kidang maplisahan ngelur naanang sakit. Taler sawat-sawat dingeh ipun, pacruet eling panak bojoge, mangelingin memene sane katumbak.

        Ngancan suwe, ngancan akeh parisolah ipune marawat. Ipun milpilang pikeneh. Makleteg di keneh ipune saha ngurimik, "kala maboros ring alase, wantah ngardi sangsaran I buron. Memati-mati sekancan buron sane tepuk. Tusing ngitungan cenik tur gede, nu madan panakne utawi suba dadi ina, pragat jug kaboros.

        I Lubdaka raris ngrenggeng : "Liu pesan I dewek ngae jelek di gumine, uli jani I dewek suwud nyemak geginan maboros". Asapunika semayan ipun wengine punika.

        Akeh sampun don bilane kapikpik, madugdug di tengah telagane mirip sekadi lingga. Lingga punika, pinaka linggih Ida Sang Hyang Siwa. Tur tan karasa, jagate sampun semengan. I Lubdaka ngarepe tuun. Kiapne ten ka gugu, yadiastun seteta ngrauhin. Ipun nyujur ka pondokne tanpa makta punapa-punapi.

        Munyin siap, munyin kedise rami pakruyuk. Kedise pada nguci nyanggra sang surya masunar. Cepok pindo dingeh munyin buron. I Bojog, i kidang, i menjangan. Makejang suba pada bangun.

        Rawuh ring pondok kurnannyane nyanggra, "Bli..., Napi mawinan Bli wawu rawuh. Napi ke Bli nemu baya ring alase?".

        I Lubdaka nyaurin petakon kurnane, "Adi, Bli tusing mulih ibi, sawireh beli kanti ka sanja, abesik tusing maan buron. Jengah keneh beline, lantas ngungsi alas sripit, ditu masih tusing ada buron. Ditu I Lubdaka nyatuang indik pejalan ipune maboros, rauh ke mongkod punyak kayu gede

        Ngawit punika I Lubdaka wusan maboros, tur geginan ipun sane mangkin, wantah matetanduran ring tegale. Pikolih matetanduran, anggen ipun ngupapira pianak somah.

        Kacrita ring sampun I Lubdhaka lingsir, tur tiben sungkan raat pisan raris seda. Raris pianaknyane ngupakara layon I Lubdaka, Ngaben lantur Nyekah manut dresta. Sampun puput pulah palih ngupakara, atman I Lubdaka raris malesat ka niskala,

        Rauh ring teleng marga sanga. Ring teleng marga sanga, atman I Lubdaka bengong, santukan ten uning ring genah jagi katuju. Daweg punika raris rawuh cikrabala akeh pisan, sahasa ngoros atman I Lubdaka, raris katur ring Ida Sang Hyang Suratma, ida pinaka dewa nyurat solah atmane.

        Ida Sang Hyang Suratma raris mataken: "Eh... cai atma... nyen adan caine? Apa gaen caine di mercepada? Lautang jani cai matur teken manira".

        Atman I Lubdaka raris matur sada ngejer: "Inggih... Ratu... titiang mawasta I Lubdaka. Karyan titiang ring jagate wantah maboros".

        Wawu asapunika atur I Lubdaka, raris Ida Sang Hyang Suratma mawecana: "Eh... Lubdhaka... yen keto solah cai, ento madan Himsa Karma. Jele pesan solah cai. Ane jani sandang dosan caine, malebok dikawahe satus tiban".

        Puput Ida Sang Hyang Suratma mangucap, raris cikrabala sami ngoros atman I Lubdaka kabakta ka kawah Candra Goh Muka. Rawuh ring teleng margi, tan pasangkan rawuh Surapsara akeh pisan melanin atman I Lubdaka.

        Para cikrabala raris mataken, "Eh... Surapsara, ngudiang I dewa melanin atman I Lubdaka ane setata masolah corah di gumine?".

        Surapsara sami mangucap, "Eh... cikrabala, apang i dewa tatas, tiang kandikayang olih Ida Hyang Siwa, mendak atman I Lubdhaka".

        Yadiastun Ida Sang Hyang Siwa, sane ngarsayang atman I Lubdaka, cikrabala sami nenten kayun nyerah, santukan para cikrabala, pageh ngamel swadharma, mayang-mayang atma sane corah. Punika mawinan atman I Lubdaka, kukuh kagamel. Raris metu yuda rames. Kasuwen-suwen kasor cikrabala sami. Atman I Lubdaka kagayot olih Surapsara, kagenahang ring joli emas.

        Nenten suwe pamargin Surapsara sami, sampun rawuh ring Siwa Loka, raris atman I Lubdaka, katur ring Ida Sang Hyang Siwa. Ida Sang Hyang Yama mireng indik asapunika, raris gelis tangkil ring Ida Sang Hyang Siwa. Sampun rawuh ring ajeng Ida Sang Hyang Siwa, raris Ida Sang Hyang Yama matur, "Inggih... Ratu Sang Hyang Siwa, I ratu sane ngardi awig-awig jagat, yan masolah becik polih linggih sane becik, yan masolah kawon polih linggih sane kawon. Raris I Lubdaka, ri sekala solah ipune kawon pisan, ngambekang solah mamati-mati. Dados ipun sane icen I Ratu linggih becik?. Yan puniki margiang I Ratu, janten katulad olih panjake sami, tur janten uwug jagate". Asapunika atur Ida Sang Hyang Yama, ten cumpu ring pamargin Ida Sang Hyang Siwa, ngicen I Lubdaka linggih becik.

        Wawu asapunika atur Ida Sang Hyang Yama, raris Ida Sang Hyang Siwa nyawis, "Uduh... Dewa Sang Hyang Yama, eda Dewa salit arsa, iwang penampen rikala nemoning paundukan ia i lubdaka. Saja ia masolah Himsa Karma, nanging nuju Panglong pat belas nemu Tilem Kapitu, ia ngelar brata, anggona nglebur dosane makejang".

        Mireng bawos Ida Sang Hyang Siwa asapunika, ngancan nenten tatas Ida Sang Hyang Yama, raris Ida mangucap malih, "Inggih... Ratu Bethara, titiang pedas pisan, daweg punika I Lubdaka, wantah magadang ka lemah. Dados ipun wantah magadang, kabawos ipun ngelar brata?".

        Ida Sang Hyang Siwa raris gelis nyawis, "Uduh... Dewa Sang Hyang Yama, mangkin nira nartayang indik i manusa. I manusa sujatine damuh sane sering lali. Lali maring raga, tur lali ring Ida Sang Hyang Widhi. Antuk laline mangliput, mawinan kenehne sering paling, mawastu sering masolah dursila. Raris antuk majagra utawi magadang Nira ngajahin manusa mangda eling ring raga. Majagra kalaning panglong pat belas, nuju Tileming Kapitu. Sedeng becik daweg punika, nira ngelar yoga, mawinan duk punika kaucap rahina Siwa Ratri.

        Sane mangkin manira jagi nartayang, indik Bratha Siwa Ratri salanturnyane, majagra wewehin upawasa. Upawasa ten keni pangan kinum. Raris bratha Siwa Ratri malih siki, sane kabawos pinih utama, majgra, upawasa lan monobrata. Monobrata inggih punika meneng ening".

        Ida Sang Hyang Yama malih masabda, "Inggih Ratu... titiang meled uning, napi mawinan ring Panglong pang pat belas, Tilem Kapitu, kanggen galah utama nangun bratha?". Ida Sang Hyang Siwa raris masabda, "Suksman Tilem Kapitu inggih punika sekalane jagate kapetengan, maka niasa manah peteng. Sane ngardi manahe peteng wenten pepitu. Mangkin jagi dartayang nira saka siki.

        1. Kaping siki SURUPA, punyah antuk goba jegeg wyadin bagus.
        2. Kaping kalih DHANA, punyah antuk sugih arta brana.
        3. Kaping tiga GUNA, punyah antuk kawagedan.
        4. Kaping papat KULINA, punyah antuk wangsa lwih.
        5. Kaping lima YOWANA, punyah antuk merasa nedeng teruna.
        6. Kaping enem SURA, punyah antuk tuwak wyadin arak, miwah salwir tetayuban sane ngranayah punyah, rawuhing ring salwiring Narkoba sami.
        7. Kaping pitu KASURAN, punyah antuk merasa dewek wanen.

        Papitu sane ngawe manah peteng, sane ngawe manah paling, punika mawasta Sapta Timira. Kapetengan manah punika sane patut galangin antuk majagra, mangda I raga ten masolah dursila". Sane mangkin manira jagi nartayang tata krama ngelar Bratha Siwa Ratri, mangda asuci laksana riin. "Raris ring sampune sandyakala, ngunggahang pejati lan daksina, ring Sanggah Kamulan. Ring ajeng ngastawa katur upakara sesayut, pangambeyan, prayascita, lingga saking sekar widuri putih, aledin antuk dawun pisang kayu". Raris ulengan kayune ring Ida Sang Hyang Siwa sane malingga ring linggane, lingga punika maka linggih Ida Sang Hyang Siwa.

        Ring sampune tengahing wengi malih ngastawa. Kalaning wengi mangda nenten arip, gita Lubdhakane tembangan, becik anggen suluh urip, mangda ten kantun masolah dursila". Wawu asapunika bawos Ida Sang Hyang Siwa, wawu raris Ida Sang Hyang Yama tatas, raris Ida mawecana, "Inggih... Ratu Maha Luwih, titiang matur suksma ring I Ratu, I Ratu ledang nartayang indik brata Siwa Ratri sajangkepnyane, mawinan titiang tatas uning kawyaktyanne. Sane mangkin tityang nglungsur pamit ring anggan I Ratu". Puput matur raris Ida Sang Hyang Yama budal mawali ka Yama Loka.

        Wantah asapunika prasikda katur satua Bali sane mamurda I Lubdaka. Dumogi wenten pekenoh, tur wenten jalaran anggen ngalimbakang kaweruhan wiadin nincapang ajah-ajah basa bali.
        Kirang langkung antuk titiang nuturang, titiang nglungsur geng rna sinampura.
        Om Santih, Santih, Santih, Om

        Posted by Teguh De

        Dongeng Bahasa Bali : I PUCUNG

          Belajar sebuah bahasa, khususnya pembendaharaan kata, dapat dipelajari lewat tulisan, baik berupa cerita rakyat atau dongeng, ataupun tulisan berupa buku-buku serta majalah.

          Belajar Bahasa bali – khususnya- dapat ditingkatkan lewat membaca dongeng-dongeng dalam bahasa bali.

          Dongeng ring basa Bali kaadanin satua. Satua ngaran tutur, tutur ngaran pitutur. Pituture punika pinaka sasuluh ring kahuripane. Kerana asapunika, tutur wiadin satua punika madue imba wiadin conto, ritat kala iraga sareng sami nugtugang tuwuh ring urip di mercepada

          Ri tepengan mangkin, titiang meled nuturang wiadin nyatuang indik anak cerik sane kaadanin I Pucung.

          Asapunapi satuane puniki?
          Rarisang wacen selanturnya!

          I Pucung
          I Pucung

          Kacrita ada katuturang satua I Pucung.

          Di desa anu, wawidangan Panglumbaran, wenten kaluarga pacul, ngelah pianak muani adiri. Pianakne punika kaadanin I Pucung. Yusane sawatara ada pitulas tiban.

          I Pucung gaginane tuwah mapikat di cariké. Nanging indik pajalanné mapikat, galahne tuara cocok, krana ia mapikat di masan padi kondén serab. Ento mekada ia tusing pesan taén maan kedis. Sawireh, padiné mara beling, kondén pesu buah. Ento makrana tusing ada kedis ngalih amah .

          Déning kéto, med ia mapikat.

          Wadih mapikat, jani I Pucung demen tekén kuluk. Nanging, tingkahné soléh rikala maidih-idihan. Sabilang ia nagih ngidih konyong sik pisaganné, begbeg ané idiha konyong ané mara lekad. Sawiréh konyong ané nagih idiha enu cerik, turmaning kondén kedat, kadéna konyongné ento buta. Ento mawanan buung dogén ia ngidih konyong.

          I Pucung ngurimik. Mapan, sakancang ane kenehanga tusing taen misi, mawastu I Pucung pesu pedih kenehné.

          Sasukat ento, I Pucung tusing taén kija-kija. Pragat melingkuh dogén di pesarean. Ping kuda kadén bapanné nglémékin, apanga ia nulungin magarapan di carik, nanging ia tusing nyak.

          Wiréh kéto solah pianakné, bapanné pedih, nanging ia tusing bani nglémékin, apa buin bakal nigtig I Pucung. Krana I Pucung suba kelih.

          Bapanné memegeng cara togog nolih I Pucung nyingkrung di plangkané geris-geris leplep sirep.

          Gelisin satua enggal
          I Pucung jani demen tekén anak luh. Sakéwala ane demenina likad pesan. Sawiréh, ané dotanga sing ada lén wantah putrin Ida Sang Prabhu Koripan.

          Ditu kéweh ia makeneh, ngenehang isin dedemenanné. Budi sambatang tekén bapanné, ia tusing juari. Duaning ia suba merasa kapining déwék.

          Ngangsan sue, ngangsan ngibukang kenehné I Pucung. Sekadi nyujuh bulan, yan inargamayang. Dot pesan apang énggal makurenan, ngajak anak luh idam-idamanne, Ida Radén Galuh. Sakewala sekadi metas di pangkunge sing ada titi. Tusing ada jalan. Mabudi ngalih ka puri ia tusing bani.

          Sadina-dina ia ngitung bintang di langite. Nyulengek nyuluhang gobe. Buin pidan sida kacunduk.

          Mas sriak, kenehne I Pucung. Jani ia ngeka daya. Tatojone wantah abesik, kenken bet apanga misi kenehné nganten ngajak Radén Galuh.

          Tusing katuturang dayane. Daya singit yening tuturang tusing ja lakar nultul apa. Keto kenehne i Pucung.

          Kagelisin satuane.
          Sedek dina anu, I Pucung suba rauh ring bancingah puri Kahuripanne. Kilang-kileng ia ditu, saget tepukina ada parekan. I Pucung sayaga nyalanang daya singit. I Pucung laut ia mapajar, Ih jero parekan, nawegang titiang. Titiang nunas tulung ring jeroné, wekasang jebos titiang ka puri, aturang titiang jagi tangkil ring Ida Sang Prabhu!. Sambilanga makenyem.

          Masaut I parekan, Inggih, mangda becik antuk tiang ngaturang ring Ida Sang Prabhu, sapasira jeroné? I Parekan nangenang kupingne.

          Aturang titiang I Pucung saking Panglumbaran!

          ...............

          Ditu lantas parekanné ka puri matur ring Ida Sang Prabhu,

          Nawegang titiang matur ring Palungguh I Ratu, puniki wénten kaulan Palungguh Cokor I Déwa sane madan I Pucung saking Panglumbaran. Ipun jagi tangkil ring Palungguh Cokor I Déwa.

          Ngandika Ida Sang Prabhu, Apa ada aturanga I Pucung tekén nira?

          Matur sisip titiang Ratu Déwa Agung, parindikan punika titiang durung tatas uning.

          Nah, yen kéto, tundén suba ia mai!

          Maseret i Parekan mapamit, ngajabaang lantas ngorahin I Pucung ngapuriang.

          Encol pajalané I Pucung. Sasubanné neked di ajeng Ida Sang Prabhu, lantas ia mamitang lugra.

          Ih to Cai Pucung, apa ane ada buatang Cai mai?

          Ditu lantas matur I Pucung, Inggih matur sisip titiang Ratu Déwa Agung, wénten tunasang titiang ring Cokor I Déwa.

          Nah, unduk apa ento Pucung? Lautang aturang kapining gelah!

          Nyakupang lima I Pucung, nglanturang atur ring ajeng anake agung.
          Inggih, nanging matur sisip titiang Ratu Dewa Agung. Wenten sane jaga tekenang titiang mantuk ring Ratu. Pakobet titiange puniki sampun suwe tanem titiang ring atin titiange.
          Ngeninin, Napi mawinan i pantun sané wau embud ipun puyung?
          Ping kalih, napi sane makrana asuné sané wau lekad, ipun buta?
          Mangda ledang Ratu, titiang tambet.

          Ngandika Ida Sang Prabhu, Yan unduk ento takonang Cai, nira tusing pesan nawang. Apa awinané buka kéto! Men yan cara Cai, apa ane mekada adi buka kéto?

          Parindikan punika tan karesep taler antuk titiang.

          I Pucung marasa sekadi kedis, ngumbara makeber di langite. Dayane ngenen, keto kleteg kenehne. I Pucung nugtugang matur. Nanging, yan banggyang Cokor I Déwa asapunika kémanten, kamanah antuk titiang, belog, gelis usak jagat druéné.

          Men jani kénkén baan madaya, apanga guminé tusing uug? Sang Prabhu ngandika sareng I Pucung.

          Inggih yan kamanah antuk titiang tambet, becik mangkin karyanang banten paneduh jagat. Raris aturang majeng ring Ida Betara Dalem. Manawi wénten kasisipan Palungguh Cokor I Déwa, mangda sampunang Ida Betara banget menggah piduka! I Pucung milpilang daya corah. Alon sada alus masorsinggih atur ipune majeng ring Ida Anake Agung.

          Nah lamun kéto ja keneh Cainé, kema tegarang neduh ka pura Dalem! Sing sagét ada pawuwus saking Ida Betara kapining nira. Nira lakar ngiring sekadi pawuwus Idane. Ida Anake Agung, neletekang I Pucung, sekadi nureksa keleteg bayune I Pucung.
          Nah, antiang dini malu akejep, nira nundén panyeroané apang nyiagayang bebantenane. Apang nyidaang neduh dinané jani. Mapan, sedeng melaha jani dina tumpek.

          Yan suba pragat bantené, Cai ngaturang ajak I Mangku Dalem ka pura! Ida Sang Prabhu muputang bawos.

          Inggih, titiang masedéwék! Kéto aturné I Pucung.

          Gelisin satua, Sasubanné pragat bantené, majalan lantas I Pucung nyuun banten, ngojog ka umah jero mangku daleme. Kenehne egar. Masuryak ipun di keneh.

          Jero Mangku! Jero Mangku!
          Tiang kandikain meriki olih Ida Sang Prabhu, mangda ngaturin Jero Mangku
          Niki wénten upakara mangda Jero Mangku ngaturang ring pura Dalem mapinunas mangda jagaté i riki rahajeng. I Pucung makenyem. Raris ngelanturang raos, Samalihipun banten puniki jeroné kandikaang makta ka pura.

          Gledoganga bantene di balen Jro Mangku Daleme. Tiang mapamit dumun abosbos jaga kayeh akéto I Pucung melog-melog Dane Jero Mangku Dalem.

          Sasubanné matur, ditu lantas I Pucung énggal-énggal mapamit uli umahne dané Jero Mangku Dalem.

          Gelisin satua......
          Apang tusing katara, silib pajalanné I Pucung ngojog pura Dalem tur nglaut ia macelep ka palinggih gedong ané tanggu kelod. Sawatara ada apakpakan base I Pucung mengkeb di gedonge ento, rauh lantas Dane Jero Mangku makta banten ngojog palinggih gedonge, sik tongos I Pucung mengkeb.

          Suba kéto, lantas Jero Mangku ngaturang banten saha mapinunas majeng Ida Betara Dalem, mangda guminé di Koripan ngemangguh karahayuan.

          Disubanné Dane Jero Mangku suud ngantebang banten lan sasontengan, ngomong lantas I Pucung uling tengah gedongé, mapi-mapi dadi Betara Dalem.
          Kéné munyinné, Ih, Cening Mangku pérmas Irané, nyén nundén sapuh Ira mai tangkil nunas kaluputan tekén Nira? Runtag bayune I Pucung. Jejeh tekening dayane corah.

          Masaur Jero Mangku, Inggih matur sisip titiang Ratu Betara sane kusumayang titiang. Titiang kandikayang olih damuh Palungguh Betara, Ida Sang Prabhu Koripan. Ida nglungsur kaluputan ring Palungguh Betara. Mapan pantuné wau lekad puyung, ping kalih asuné wau lekad ipun buta.

          Buin ngomong I Pucung, Ih, Cening Mangku, Nira ngiangin lakar ngicén kaluputan. Nanging......... Ada ane buatang Nira. Yan Sang Prabhu ngaturang putrinya Radén Galuh kapining Ira!

          Matur atur dane Jro Mangku ring ajeng gedonge,saha maparinget tekening pawuwus Ida Batara Dalem.
          Jero Mangku ngadén munyin I Pucung pangandikan Ida Betara.
          Disubane karasa puput, lantas dané Jro Mangku budal. Teked di jabaan purané Jero Mangku mrérén di batan punyan binginé sambilang dané ngantiang I Pucung.

          Buin akejepné pesu lantas I Pucung uli palinggih gedonge, nglaut ia maekin Jero Mangku sedek ngetis tur matakon, Ampura jro mangku, titiang kasep ngiringang Jrone ngaturang banten. Raris sapunapi Jero Mangku, wénten minab wacanan Ida Betara?

          Jero Mangku Dalem lantas nuturang buat pamargin danéné mapinunas. Dane Jro mangku nuturang saparipolah pinunasane rauh ke pawuwus ida batera dalem. Jero Mangku lantas nganikain I Pucung, Nah, Pucung melah suba Cai ka puri ngaturang tekén Ida Sang Prabhu pangandikan Ida Betara. Bapa tusing ja milu kema, wiréh Bapa ada tamiu ngantosang jumah!

          Déning kéto raos Jero Mangku, dadi kendel pesan I Pucung, déning guguna pamunyin déwékné tekén Jero Mangku, saha lantas ia majalan ngapurian.

          Sasubanné I Pucung nganteg di puri, tangkil ring Ida Anake Agung. Ida Sang Prabhu ngandika, Men, kénkén Pucung buat pajalan Cainé mapinunas, ada pawecanan Ida Betara tekéning Cai? Tegarang tuturang apang gelah nawang!

          Matur I Pucung, Asapuniki wecanan Ida Betara ring titiang. Ih, Cening Pucung, kema aturang wecanan Irané tekén gustin Ceningé, buat pinunas sasuhunan Ceningé, Nira lédang prasida ngicénin ida kaluputan mangdané guminé karahayuan.. I Pucung ngansel angkih. Nanging yan ida kayun ngaturang putrinya, Ida Radén Galuh tekén Nira! I Pucung mupuputang atur.

          Asapunika pangandikan Ida Betara ring sikian titiang. Inggih, sané mangkin asapunapi pakayunan Palungguh Cokor I Déwa, déning asapunika pakayunan Ida Betara? I Pucung nguntul, sing wanen masadu peliat sareng ida. Jejehin dayane ketara.

          Ida Anak Agung, ngedkedang alis. Usap-usap paan idane sane nenten genit. Asledetan Ida Anak agung, nangkep sir ane tusing patut tekening bawos pawuwus Ida Betara Dalem.

          Ditu Sang Prabhu matatimbang. Sesika.
          Nah yan kéto pakayunan Ida Betara, anaké buka gelah sing ja bani tulak tekén pakayunan Idané. Yan suba guminé nemu karahayuan, gelah dong ngaturang dogén. Ento mara abesik putran gelahé karsaang Ida Sasuhunan, kadi rasa makadadua, gelah pastika lakar ngaturang.

          Ida Sang Prabhu mateletak i Pucung. Mintonin.
          Ditu buin ngendelang dogén kenehné I Pucung déning suba tingas pesan sinah lakar kaisinan idepné nganggon Radén Galuh kurenan.

          Matur buin I Pucung, Inggih yan asapunika pikayunan Palungguh Cokor I Déwa, margi rahinané mangkin ratu, aturang putrin Cokor I Déwa, Ida i nanak Radén Galuh ring Ida Betara mangda gelis kasidan pinunas Cokor I Déwa, rahajeng jagat Koripané! Titiang ja ngiringang Ida, jaga aturang titiang ring Ida Betara Dalem.

          Mara kéto aturné I Pucung, ditu lantas Ida Sang Prabhu ngandikain parekanné apanga ngaturin okané lanang Ida Radén Mantri, kandikaang ngapurian, tangkil ring ajeng Ida Anake Agung.

          Ida Radén Mantri raris ngapurian tangkil ring ajinné.

          Ngandika Ida Sang Prabhu, Cening Bagus Radén Mantri I Déwa, nah né jani Bapa ngorahin Cening, buat arin Ceningé Radén Galuh karsaanga tekén Ida Betara Dalem. Bapa lakar ngaturang i anak Galuh tekén Ida Betara, déning Bapa tuara bani tekéning anak tuara ngenah, buina apanga guminé karahayuan. Wiréh mula kéto swadarmaning dadi agung, tusing dadi mucingin apa buin pangandikan Ida Betara ané tusing kanten. Yan Bapa tusing ngaturang adin I Déwané, pedas rusak jagaté. Men, cening kénkén kayuné?

          Matur Ida Radén Mantri, Inggih yan sampun asapunika pakayunan Guru Aji, titiang tan panjang atur malih. Lédang té pakayunan Guru Aji kémanten.

          Déning kéto aturné Radén Mantri, lantas I Patih kandikaang nuunang peti lakar genah I Radén Galuh. Sasubanné Ida Radén Galuh magenah di petiné, lantas petiné kancinga tur seregné tegulanga di duur petiné

          Ngandika Ida Sang Prabhu, Ih Cai Pucung, nah né suba pragat i nanak Galuh mawadah peti, kema suba tegen petiné aba ka pura Dalem aturang i nanak Galuh ring Ida Betara. Né seregé di duur petiné mategul. Da pesan Cai nyemak seregé ené, depin dogén dini, satondén Cainé nganteg di pura. Buina ingetang pabesen gelahé, yén Cai makita manjus di jalan, pejang petiné di duur pundukanné tur seregné depang masih ditu mategul!

          Sasubanné I Pucung polih pangandikan Ida Sang Prabhu tur ia ngresep tekén pawecananidané ditu ia matur, Inggih, titiang sairing, kéto aturné lantas ia majalan negen petiné misi Ida Radén Galuh.

          Mimih, magrétgotan ia negen petiné ento, nanging baan kendelné lakar maan kurenan okan Ida Sang Prabhu, dadi tusing aséna baat.

          Kacrita di jalan, I Pucung nepukin tukad ané yéhné ening, dadi prajani pesu kenyelné I Pucung. Kadaut baan ening yéh tukadé tur bedakné tan kadi-kadi, ditu ia marérén nglaut manjus ka tukadé. Petiné pejanga baan I Pucung di duur pundukané katut seregné kadi pangandikan Ida Sang Prabhu.

          Di makiréné ia tuun lakar kayeh, matur I Pucung tekén Radén Galuh, Ratu Radén Galuh, Cokor I Déwa driki dumun, kénakang kayuné driki. Titiang ngaonin Cokor I Déwa ajebos, titiang jaga tuunan manjus, déning ongkeb pisan tan dugi antuk titiang naanang kebusé, asapunika taler bedak tiangé tan kadi-kadi. Déning Ida Radén Galuh mawadah peti dadi tusing pirenga atur I Pucungé.

          Suud I Pucung matur kéto, tuunan lantas ia ka tukadé mandus. I Pucung klangen tekén tis yéh tukadé kanti tusing inget tekén Radén Galuh, ia makelo manjus sambilanga mememan.

          Ditu rauh lantas Ida Radén Mantri sameton Ida Radén Galuh nandan macan pacang anggén ida ngentosin sametoné. Sasubanné Ida Radén Mantri rauh sik tongos petiné ento, ngelisang raris Ida Radén Mantri nyereg petiné tur kamedalang ariné. Sasubanné Ida Radén Galuh medal, jani macané celepang ida tur kakancing, seregné buin genahang ida duur petiné. Suud kéto, gelis-gelis Ida Radén Mantri malaib silib, sareng Ida Radén Galuh budal ka Koripan.
          Buat isin petiné kasilurin, tusing tawanga tekén I Pucung.

          Sasubanné I Pucung suud mandus, lantas ia menekan. Teked ba duuran dingeha munyi krasak-krosok baan I Pucung di tengah petiné. Ngomong lantas I Pucung, Inggih Ratu Radén Galuh, menggah manawi Cokor I Déwa dados krasak-krosok wau kaonin titiang manjus. Makenyem I Pucung merasa kendel.
          Margi mangkin Cokor I Déwa budal kumah titiangé, drika mangkin Cokor I Déwa malinggih sareng titiang. Cokor I Déwa pacang anggén titiang kurenan. Samalihipun, titiang sampun nyiagayang Cokor I Déwa woh-wohan luir ipun: buluan, salak, croring, miwah manggis. Punika pacang rayunan Palungguh Cokor I Déwa sampun wénten jumah titiang katragianang antuk panyeroan Palungguh Cokor I Déwa, titiang ngelah mémé. Sampunang té kénten menggah Cokor I Déwa, mangkin iringa ja Cokor I Déwa budal.

          Gelisin satua, majalan lantas ia I Pucung ngamulihang negen petiné. Sasubanné neked jumahné, kauk-kauk lantas I Pucung ngaukin méménné, Mémé! MéméQ Ampakin tiang jlanan, tiang ngiring Ida Radén Galuh mulih. Tiang anak suba icéna nunas Ida Radén Galuh tekén Ida Sang Prabhu. Makedas-kedas men Mémé di jumahan metén icangé, krana tiang lakar nglinggihang Ida ditu, uli semengan Ida tondén ngrayunang.

          Méménné tusing ja ia nawang keneh panakné, slegagan ia mara ningeh pamunyin panakné buka kéto. Dadi ampakina dogén I Pucung jelanan tur I Pucung ngénggalang macelep kumah metén saha éncol ngancing jelanan uli jumahan. Petiné, pejanga baan I Pucung di pasaréané.


          Critayang jani suba tengah lemeng. Mémé bapanné I Pucung suba pada leplep sirep.
          Ditu lantas I Pucung buin ngomong ngrumrum isin petiné, Inggih Ratu Radén Galuh, matangi Cokor I Déwa, niki sampun wengi, mriki mangkin Palungguh Cokor I Déwa merem sareng titiang! Suud ia ngomong kéto, lantas petiné ento serega tur ungkabanga. Mara petiné ento ungkabanga, méméh déwa ratu tangkejutné I Pucung, wiréh petiné misi macan. Tondén maan mapéngkas, sagét macané ento makecos nyagrep saha nyarap I Pucung. Ditu I Pucung lantas mati sarap macan.

          Buin mani semenganné, dunduna lantas I Pucung tekén méménné uli diwangan. Mapan suba tengai ia tondén masih bangun uli pasaréan.

          Kanti ping telu méménné makaukan, masih tuara ada pasaut I Pucung uli tengah metén.
          Wiréh buka kéto, méménné lantas ninjak jelananné. Mara mampakan don jelananné, mangruéng macané jumahan. Ditu makesiab méménné I Pucung saha prajani lantas buin ngubetang jelanan meténé. Macané kakancing ditu lantas ia gelur-gelur ngidih tulung tekén pisagané.

          Liu pada babanjarane nyagjagin, saha sregep pada ngaba gegawan wiadin sanjata. Memen I Pucung nuturang indik macan ane ada di tengah metene.

          Macané laut kaiterin tekén kramané. Ada ané numbak, ada ané nimpug aji batu, kéto masi ada ané nulup. Gruéng-gruéng macané kena tumbak, lantig saang kandikan saha glebugin batu bulitan ané gedé-gedé. Wiréh kakembulin, mati lantas macané totonan.

          Sasubanné i macan mati, mulihan lantas méménné I Pucung ka tengah meténné, dapetanga panakné suba mati tur nu tulang-tulangné dogén.

          PUPUT

          Dongeng Bahasa Bali yang lain:

          Idupe stata mondong sengsara, mangkin idup benjang minab mati. Riantuk asapunika, ri kalane maparipolah ring kahuripan, patut nganutin swadarma soang-soang. Mangda cakra jagat agung lan alit prasida mapincer.

          Yening jagi nyujur kerahayon, Tri Kaya Parisudhane anggen sepat siku-siku.

          Demikian contoh Dongeng Basa Bali, atau satua Bali yang dapat dipergunakan untuk menambah perbendaharaan kata bahasa Bali. Mari kita tingkatkan bersama literasi berbahasa bali untuk keajegan dan kelestarian adat dan Budaya bali yang sudah terkenal ke manca negara.

          Posted by Teguh De

          Proses Menjadi dalam Mengenal Diri

            Proses menjadi adalah semua aksi untuk mewujudkan sebuah atau lebih dari visi dan misi, akibatnya perombakan dan penghancuran dari status quo. Disitu ada pergumulan, perusakan, perombakan, penolakan serta standarisasi segala hal. Standarisasi itu berdasar pada gagasan dan persepsi seseorang. Gagasan dan persepsi itu berbeda-beda karena dilandasi oleh BATIN orang bersangkutan, dan di situ ada ego.
            Simaklah secara lengkap pada topik-topik berikut ini!

            Proses Menjadi
            1 Februari

            Menjadi Adalah Pergulatan

            Hidup yang kita kenal, kehidupan sehari-hari kita, adalah suatu proses menjadi. Saya miskin, dan saya bertindak dengan suatu tujuan dalam pandangan saya, yakni menjadi kaya. Saya jelek dan ingin menjadi cantik. Oleh karena itu hidup saya adalah proses untuk menjadi sesuatu.

            Keinginan untuk ada adalah keinginan untuk menjadi, pada tingkat kesadaran yang berbeda-beda, dalam keadaan yang berbeda-beda, yang di situ terdapat tantangan, tanggapan, penamaan, dan pencatatan. Nah, menjadi adalah pergulatan, menjadi adalah kesakitan, bukan?

            Itu adalah perjuangan terus-menerus: saya sekarang begini, dan saya ingin menjadi begitu.

            Proses Menjadi
            2 Februari

            Semua Proses Menjadi Adalah Perusakan

            Batin mempunyai suatu gagasan, yang mungkin menyenangkan, dan ia ingin menjadi seperti gagasan itu, yang adalah proyeksi keinginan Anda.

            Ada keadaan begini, yang tidak Anda sukai, dan Anda ingin menjadi begitu, yang Anda sukai. Yang ideal itu diproyeksikan oleh diri; apa yang berlawanan adalah perluasan dari apa yang ada; itu sama sekali bukan yang berlawanan, melainkan kelanjutan dari apa yang ada, mungkin sedikit diubah. Proyeksi itu dikehendaki oleh diri, dan konflik adalah perjuangan menuju proyeksi itu. ...

            Anda berjuang untuk menjadi sesuatu, dan sesuatu itu adalah bagian dari diri Anda. Yang ideal itu adalah proyeksi Anda sendiri.

            Lihatlah betapa batin telah menipu dirinya sendiri. Anda berjuang mengejar kata-kata, mengejar proyeksi Anda sendiri, bayangan Anda sendiri. Anda penuh kekerasan, dan Anda berjuang untuk tidak lagi keras, yakni yang ideal; tetapi yang ideal itu adalah proyeksi apa yang ada, hanya saja dengan nama berbeda.

            Bila Anda menyadari tipuan yang Anda lakukan terhadap diri Anda sendiri, maka yang palsu terlihat sebagai yang palsu.

            Perjuangan menuju suatu ilusi adalah faktor yang merusak. Semua konflik, semua proses menjadi adalah perusakan. Bila ada kesadaran akan tipuan yang dilakukan batin terhadap dirinya sendiri, maka yang ada hanyalah apa adanya.

            Bila batin terbebas dari semua proses menjadi, dari semua yang ideal, dari semua pembandingan dan pengutukan, bila semua struktur dirinya runtuh, maka apa adanya mengalami transformasi sepenuhnya.

            Selama masih ada pemberian nama terhadap apa adanya, maka ada hubungan antara batin dengan apa adanya; tetapi bila proses penamaan ini—yang adalah ingatan, yakni struktur batin itu sendiri—tidak ada, maka apa adanya tidak ada lagi. Hanya di dalam transformasi ini terdapat integrasi.

            Proses Menjadi
            3 Februari

            Dapatkah Batin yang Mentah Menjadi Peka?

            Simaklah pertanyaan itu, simaklah makna di balik kata-katanya.

            Dapatkah batin yang mentah menjadi peka?

            Jika saya berkata batin saya mentah, dan saya mencoba menjadi peka, maka upaya untuk menjadi peka itu sendiri adalah kementahan. Harap lihat ini. Jangan heran, tetapi pandanglah.

            Sedangkan, jika saya melihat bahwa saya mentah tanpa ingin berubah, tanpa mencoba menjadi peka, jika saya mulai memahami apa arti kementahan, mengamatinya dalam hidup saya dari hari ke hari—cara makan saya yang rakus, cara saya memperlakukan orang dengan kasar, kebanggaan, keangkuhan, kekasaran tingkah laku dan pikiran-pikiran saya—maka pengamatan itu sendiri mentransformasikan apa adanya.

            Demikian pula, jika saya bodoh dan saya berkata saya harus menjadi cerdas, maka upaya untuk menjadi cerdas itu hanyalah wujud kebodohan yang lebih besar; oleh karena yang penting adalah memahami kebodohan.

            Betapa banyak pun saya mencoba menjadi cerdas, kebodohan saya tetap ada. Saya mungkin mencapai polesan di permukaan dengan belajar, saya mungkin mampu mengutip dari buku-buku, membeo ucapan para penulis besar, tetapi pada dasarnya saya tetap bodoh.

            Tetapi jika saya melihat dan memahami kebodohan ketika ia menampilkan diri dalam kehidupan saya sehari-hari—bagaimana saya memperlakukan pelayan saya, bagaimana saya memandang tetangga saya, orang miskin, orang kaya, pegawai rendah—maka kesadaran itu sendiri menghasilkan runtuhnya kebodohan.

            Proses Menjadi
            4 Februari

            Kesempatan untuk Memperluas-diri

            Struktur hirarkis memberikan kesempatan baik untuk memperluas-diri. Anda mungkin menginginkan persaudaraan, tetapi bagaimana mungkin ada persaudaraan jika Anda mengejar pembedaan spiritual?

            Anda mungkin tersenyum terhadap gelar-gelar duniawi; tetapi ketika Anda mengakui Sang Master, juruselamat, guru di bidang kerohanian, tidakkah Anda masih membawa sikap duniawi itu?

            Apakah mungkin ada pembagian dan gelar-gelar hirarkis dalam pertumbuhan spiritual, dalam pemahaman kebenaran, dalam merealisasikan Tuhan?

            Cinta tidak mengakui pembagian. Entah Anda mencinta atau tidak mencinta; tetapi jangan buat ketiadaan cinta menjadi proses bertele-tele yang tujuannya adalah cinta. Bila Anda tahu Anda tidak mencinta, bila Anda sadar tanpa memilih akan fakta itu, maka ada kemungkinan terjadi transformasi; tetapi memupuk dengan rajin pembedaan antara Guru dan murid, antara orang yang telah sampai dan orang yang belum sampai, antara juru selamat dan pendosa, berarti mengingkari cinta. Si pengeksploitir, yang pada gilirannya dieksploitir, mendapatkan padang perburuan yang menyenangkan dalam kegelapan dan ilusi ini.

            ... Pemisahan antara Tuhan atau realitas dengan Anda dibuat oleh Anda sendiri, oleh batin yang melekat kepada apa yang diketahui, kepada kepastian, kepada rasa aman. Keterpisahan ini tidak bisa dijembatani; tiada ritual, tiada latihan, tiada kurban yang dapat menyeberangkan Anda; tiada juru selamat, tiada Master, tiada guru yang dapat menuntun Anda kepada yang nyata atau melenyapkan keterpisahan ini. Pembagian ini bukan antara yang nyata dengan Anda; itu ada di dalam diri Anda sendiri.

            ... Yang penting adalah memahami konflik keinginan yang makin meningkat; dan pemahaman ini hanya datang melalui pengenalan-diri dan kesadaran terus-menerus akan gerak-gerik diri.

            Proses Menjadi
            5 Februari

            Di Luar Semua Pengalaman

            Untuk memahami diri dibutuhkan kecerdasan yang kuat, keawasan, kewaspadaan yang kuat, mengamati tanpa henti, sehingga diri itu tidak lolos.

            Saya, yang amat bersungguh-sungguh, ingin melenyapkan diri. Bila saya mengatakan itu, saya tahu adalah mungkin untuk melenyapkan diri. Harap sabar. Pada saat saya berkata, “Saya ingin melenyapkan ini,” dan di dalam proses yang saya ikuti untuk melenyapkannya terdapat pengalaman tentang diri, dan dengan demikian diri itu diperkuat.

            Jadi, bagaimana mungkin bagi diri untuk tidak mengalami? Kita dapat melihat bahwa penciptaan sama sekali bukan pengalaman tentang diri. Penciptaan ada bila diri tidak ada, oleh karena penciptaan bukanlah intelektual, bukan berasal dari pikiran, bukan diproyeksikan oleh diri, merupakan sesuatu yang berada di luar semua pengalaman seperti yang kita kenal.

            Mungkinkah bagi batin untuk sungguh hening, berada dalam keadaan tak mengenal, yang berarti tak mengalami, berada dalam keadaan yang di situ penciptaan dapat berlangsung—yang berarti, bila diri tidak ada, bila diri absen? Apakah pertanyaan saya ini jelas, atau tidak?

            ... Masalahnya adalah ini, bukan? Setiap gerak dari batin, positif atau negatif, adalah pengalaman yang sesungguhnya memperkuat sang “aku”. Mungkinkah bagi batin untuk tak mengenal? Itu hanya dapat terjadi bila terdapat keheningan sempurna, tetapi bukan keheningan yang merupakan pengalaman dari diri dan yang dengan demikian memperkuat diri.

            Proses Menjadi
            6 Februari

            Apakah Diri Itu?

            Mengejar kekuasaan, kedudukan, otoritas, ambisi dan sebagainya adalah bentuk-bentuk diri yang berbeda-beda.

            Tetapi yang penting adalah memahami diri, dan saya rasa Anda dan saya meyakini hal itu. Jika boleh saya tambahkan, marilah kita bersungguh-sungguh dalam hal ini, oleh karena saya merasa, jika Anda dan saya sebagai individu—bukan sebagai kelompok dari kelas tertentu, masyarakat tertentu, wilayah iklim tertentu—dapat memahami ini dan bertindak terhadapnya, maka saya rasa akan ada revolusi yang sesunguhnya. Pada saat itu menjadi universal dan terorganisasikan dengan lebih baik, maka diri berlindung ke dalamnya; sedangkan, jika Anda dan saya sebagai individu dapat mencinta, dapat menerapkan ini secara aktual dalam kehidupan sehari-hari, maka revolusi yang begitu penting akan terjadi. ...

            Tahukah Anda, apa yang saya maksud dengan diri?

            Yang saya maksud dengan itu adalah gagasan, ingatan, kesimpulan, pengalaman, berbagai niat yang dapat disebut atau tidak, daya upaya sadar untuk menjadi sesuatu atau tidak menjadi sesuatu, timbunan ingatan di bawah-sadar, sifat rasial, kelompok, individu, marga, dan semuanya, entah itu diproyeksikan keluar dalam tindakan, entah diproyeksikan secara spiritual sebagai kebajikan; perjuangan mengejar semua itu adalah diri.

            Di dalamnya termasuk persaingan, keinginan menjadi sesuatu. Seluruh proses itu adalah diri; dan kita tahu secara aktual—ketika kita menghadapinya—bahwa itu jahat. Saya sengaja menggunakan kata ‘jahat’, oleh karena diri itu memecah-belah; diri itu menutup-diri; kegiatannya, betapa pun mulia, terpisah dan terisolasi. Kita tahu semua itu. Kita juga tahu bahwa adalah luar biasa saat-saat ketika diri itu tidak ada, yang di situ tidak terdapat rasa berupaya, berjuang, dan yang terjadi apabila ada cinta.

            Proses Menjadi
            7 Februari

            Bila Ada Cinta, Diri Tidak Ada

            Realitas, kebenaran bukan untuk dikenali. Agar kebenaran bisa muncul, kepercayaan, pengetahuan, pengalaman, kebajikan, pengejaran kebajikan—yang berbeda dari keadaan bajik— semua ini harus pergi.

            Orang bajik yang dengan sadar mengejar kebajikan tidak akan pernah menemukan realitas. Ia mungkin orang yang sangat sopan; itu sama sekali lain dari orang yang memiliki kebenaran, dari orang yang paham. Bagi orang yang memiliki kebenaran, kebenaran telah muncul.

            Seorang yang bajik adalah orang yang lurus, dan orang yang lurus tidak pernah dapat memahami apa itu kebenaran; oleh karena kebajikan baginya adalah penyelubungan diri, penguatan diri; oleh karena ia mengejar kebajikan. Ketika ia berkata, “Saya harus bebas dari keserakahan,” maka keadaan yang di situ ia tanpa-keserakahan dan yang dialaminya akan memperkuat diri. Itu sebabnya mengapa penting sekali untuk menjadi miskin, bukan hanya miskin dalam hal-hal duniawi, melainkan juga miskin dalam kepercayaan dan dalam pengetahuan.

            Orang yang kaya dengan kekayaan duniawi, atau orang yang kaya dengan pengetahuan dan kepercayaan, tidak pernah akan tahu apa-apa kecuali kegelapan, dan akan menjadi pusat segala kerusakan dan kesengsaraan.

            Tetapi jika Anda dan saya, sebagai individu, dapat melihat seluruh sepak terjang diri ini, maka kita akan tahu apa itu cinta.

            Percayalah, itu satu-satunya reformasi yang mampu mengubah dunia. Cinta bukanlah diri. Diri tidak dapat mengenal cinta. Anda berkata, “Saya mencinta,” tetapi, ketika berkata itu, ketika mengalami itu, cinta itu tidak ada. Tetapi bila Anda tahu cinta, diri tidak ada. Bila ada cinta, diri tidak ada.


            MUTIARA KEHIDUPAN Meditasi Harian Bersama Krishnamurti oleh: J. Krishnamurti Yayasan Krishnamurti Indonesia Jakarta Diterjemahkan dari: THE BOOK OF LIFE, Daily Meditations with Krishnamurti. © 1995 oleh Krishnamurti Foundation of America ke dalam bahasa Indonesia oleh: Dr. Hudoyo Hupudio, MPH © terjemahan (2005) pada: Yayasan Krishnamurti Indonesia, Jakarta
            Posted by Teguh De

            Jangan Minum Antibiotik Saat Flu!

              Pergi menemui dokter Anda ketika Anda merasa sakit selalu merupakan ide yang baik; namun, kemungkinan besar Anda tidak membutuhkan antibiotik.

              Anda sudah sakit selama beberapa hari dan berpikir Anda mungkin mengalami infeksi saluran pernafasan. Tenggorokan gatal dan sakit, Anda terisak dan bersin, dan mata Anda berkaca-kaca. Anda merasa sakit, lelah dan menderita. Haruskah Anda pergi ke dokter dan meminta antibiotik?

              Tahukah Anda, Apa Antibiotik itu?

              Antibiotik dapat membunuh bakteri (bacteriocidal) atau memperlambat kemampuan bakteri berkembang biak (bacteriostatic).

              Antibiotik, yang ditemukan pertama kali, adalah produk alami dari jamur dan organisme lain. Infeksi yang pernah membunuh jutaan orang yang tak terhitung banyaknya, akhirnya bisa disembuhkan dan dianggap spele dan bisa diobati.
              Namun, dewasa ini, antibiotik dapat dihasilkan melalui sintesis di laboratorium, dan telah beredar luas di masyarakat, bergabung dengan antibiotik yang dihasilkan secara alami yang efektif melawan berbagai macam bakteri.

              Tahukah Anda, Apakah Bakteri Itu?

              Bakteri adalah organisme mikroskopis yang ditemukan di seluruh alam.
              Mereka dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia.
              Beberapa bahkan bermanfaat dan diperlukan untuk mendukung kesehatan yang baik, beberapa bakteri lain bersifat patogen yang menyebabkan infeksi dan penyakit.
              Bakteri ini bertanggung jawab untuk sejumlah infeksi pernafasan manusia, diantaranya infeksi sinus dan telinga, beberapa jenis pneumonia dan radang tenggorokan.

              Tahukah Anda, Apa yang dimaksud dengan Virus?

              Virus bahkan lebih kecil daripada bakteri.

              Ketika Anda terinfeksi virus, yang terjadi adalah virus tersebut menyerang sel-sel tubuh Anda, menggunakan (menunggangi) regenerasi sel untuk membantu perkembangbiakannya. Virus-virus ini bertanggung jawab untuk flu, pilek dan banyak jenis sakit tenggorokan, batuk, infeksi telinga, bronkitis, dan bahkan pneumonia.

              Tidak seperti bakteri, virus tidak terbunuh oleh antibiotik.

              Jangan minum antibiotik saat flu
              Jangan Minum Antibiotik saat Flu
              Sumber:http://apotekeranda.com/wp-content/uploads/2018/01

              Salah satu contoh sakit yang disebabkan karena virus, adalah HIV yang menyebabkan AIDS. Di masyarakat lebih populer dengan penyakit HIV/AIDS.

              Mengapa Tidak meminum Antibiotik Hanya dalam Kasus tertentu?

              Karena ada masalah besar dengan penggunaan antibiotik.

              Ketika bakteri terkena antibiotik, - sementara waktu- banyak bakteri yang terbunuh, namun pada generasi berikutnya, bakteri dapat mengembangkan karakteristik yang memungkinkan mereka kebal terhadap takaran dosis tertentu dari antibiotik, sehingga bakteri tidak terbunuh.

              Antibiotik membunuh bakteri terlemah, resistensi antibiotik memungkinkan bakteri kuat dan tahan untuk terus berkembang biak. Hasil akhirnya bisa berupa superbug atau bakteri kebal, yang sangat sulit dibunuh dan mungkin hanya mampu dibunuh dengan takaran/dosis antibiotik yang sangat kuat.
              Antibiotik semacam itu menimbulkan risiko efek samping yang signifikan yang mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif, tentu dengan biaya yang lebih mahal.

              Beberapa Bakteri kebal menyebabkan infeksi yang mematikan dan bahkan fatal yang tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik saat ini.

              Bagaimana Mengetahui Gejala sakit Karena Virus atau Bakteri?

              Perbedaan ini bisa rumit; itulah sebabnya kita wajib ke dokter.
              Beberapa petunjuk:

              • Kebanyakan pilek yang disebabkan oleh virus dan infeksi saluran pernafasan atas lainnya, akan menghasilkan berbagai macam gejala, seperti: sakit tenggorokan, pilek, batuk, dan rasa sakit.
              • Infeksi bakteri sering menyebabkan rasa sakit yang lebih terpusat, seperti telinga yang sangat sakit atau tenggorokan yang sangat sakit.
              • Beberapa tanda-tanda (seperti lendir hijau yang kental) digunakan untuk menduga atau mendiagnosa adanya infeksi bakteri, tetapi hal itu tidak lagi diyakini secara akurat.
              • Penyakit virus biasanya mereda setelah seminggu. Penyakit yang berlangsung lebih dari 10 hari atau yang tiba-tiba memburuk setelah lima hingga tujuh hari mungkin telah berevolusi menjadi infeksi bakteri.
              • Orang dengan masalah paru-paru yang mendasari (seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik) atau penyakit kronis lainnya mungkin lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan harus meminta rujukan dari profesional lebih cepat.

              Bagaimana Saya Dapat Membantu Mencegah Bakteri Kebal?

              1. Kebiasaan mencuci tangan yang baik untuk menghindari sakit atau penyakit yang menulari orang lain.
              2. Dapatkan vaksinasi flu tahunan.
                Jika Anda sakit, bicarakan dengan dokter Anda tentang apakah penyakit Anda lebih mungkin disebabkan oleh virus atau bakteri.
              3. Jangan sembarangan menggunakan antibiotik; tanyakan pada dokter apakah Anda membutuhkannya atau tidak.
              4. Jika Anda membutuhkan antibiotik, pastikan Anda meminumnya sesuai petunjuk; jangan hentikan obat hanya karena sudah mulai merasa lebih baik. Tidak menghabiskan seluruh resep yang diberikan, memungkinkan bakteri resisten untuk berkembang dan tidak sepenuhnya terbunuh.
              5. Ingat: Jangan pernah mengambil antibiotik orang lain, dan jangan berikan kepada orang lain juga. Obat resep tidak pernah dimaksudkan untuk dibagikan.

              Jadi jelas sekarang, Mengapa Anda Mungkin Tidak membutuhkan Antibiotik untuk Pilek atau Flu?
              Karena Hanya sebagian kecil infeksi saluran pernapasan atas yang merespons antibiotik

              Ditulis Oleh : Naveed Saleh, MD, MS; di : https://www.verywellhealth.com/antibiotics-for-a-cold-or-flu-3860315

              Posted by Teguh De

              Pengenalan Diri

                Pengenalan-diri, 22 Januari

                Dapatkah Saya Bergantung pada Pengalaman Saya?

                Kebanyakan dari kita puas dengan otoritas karena ia memberi kita kesinambungan, kepastian, suatu rasa terlindung. Tetapi orang yang ingin memahami implikasi dari revolusi psikologis yang mendalam ini haruslah bebas dari otoritas, bukan?

                Ia tidak dapat mengharapkan otoritas apa pun, baik yang diciptakannya sendiri maupun yang dipaksakan oleh orang lain.

                Mungkinkah itu?

                Mungkinkah bagi saya untuk tidak bergantung pada otoritas pengalaman saya sendiri?
                Bahkan setelah saya membuang semua ungkapan lahiriah dari otoritasbuku, guru, rohaniwan, tempat ibadah, kepercayaan—saya masih merasa bahwa setidak-tidaknya saya dapat bergantung pada penilaian saya sendiri, pada pengalaman saya sendiri, pada analisis saya sendiri.

                Tetapi dapatkah saya bergantung pada pengalaman saya, pada penilaian saya, pada analisis saya?
                Pengalaman saya adalah hasil dari keterkondisian saya, persis seperti pengalaman Anda adalah hasil dari keterkondisian Anda, bukan?
                Saya mungkin dibesarkan sebagai seorang Muslim, atau Buddhis, atau Hindu, dan pengalaman saya ditentukan oleh latar belakang budaya, ekonomis, sosial, dan religius, persis seperti pengalaman Anda juga.
                Dapatkah saya bergantung pada itu?>br/> Dapatkah saya bergantung untuk mendapatkan tuntunan saya, harapan, penglihatan yang membuat saya yakin dalam penilaian saya sendiri, yang lagi-lagi adalah hasil dari akumulasi ingatan, pengalaman, keterkondisian masa lampau yang berjumpa dengan saat kini? ...

                Nah, bila saya ajukan semua pertanyaan ini kepada diri saya sendiri, dan saya sadar akan masalah ini, saya melihat bahwa hanya ada satu keadaan yang di situ realitas, kebaruan, dapat muncul, yang menghasilkan suatu revolusi.

                Keadaan itu adalah bila batin sama sekali kosong dari masa lampau, bila di situ tiada si penganalisis, tiada pengalaman, tiada penilaian, tiada otoritas dalam bentuk apa pun.

                Pengenalan-diri, 23 Januari

                Pengenalan-Diri Adalah Proses

                Jadi, untuk memahami berbagai masalah yang tak terhitung banyaknya yang dihadapi oleh kita masing-masing, tidakkah mutlak perlu untuk mengenal diri?

                Dan itu adalah salah satu hal yang paling sukar, kesadaran-diri—yang bukan berarti isolasi, menarik diri.
                Jelas, mengenal diri adalah mutlak perlu; tetapi untuk mengenal diri tidak berarti menarik diri dari hubungan. Dan jelas salah untuk berpikir bahwa kita dapat mengenal diri secara bermakna, secara tuntas, secara penuh, melalui isolasi, melalui penolakan terhadap orang, atau dengan pergi kepada seorang psikolog, atau kepada seorang rohaniwan, atau bahwa kita dapat belajar mengenal diri dari sebuah buku.

                Pengenalan-diri adalah jelas suatu proses, bukan tujuan itu sendiri; dan untuk mengenal diri, kita harus sadar akan diri kita dalam tindakan, yang adalah hubungan.

                Anda menemukan diri Anda, bukan dalam isolasi, bukan dalam menarik diri, melainkan dalam hubungan—dalam hubungan dengan masyarakat, dengan istri Anda, dengan suami Anda, dengan saudara Anda, dengan manusia lain; tetapi untuk melihat bagaimana Anda bereaksi, apa respons Anda, hal itu membutuhkan kewaspadaan batin luar biasa, suatu ketajaman persepsi.

                Pengenalan Diri
                Pengenalan Diri JK
                Pengenalan-diri, 24 Januari

                Batin yang Tak Terikat

                Transformasi di dunia dihasilkan melalui transformasi diri sendiri, oleh karena diri adalah produk dan bagian dari keseluruhan proses eksistensi manusia.

                Untuk mentransformasikan diri, pengenalan-diri adalah mutlak perlu; tanpa mengenal apa adanya diri Anda, tidak ada landasan bagi pikiran benar, dan tanpa mengenal diri Anda sendiri tidak mungkin ada transformasi.

                Kita harus mengenal diri kita seperti apa adanya, bukan seperti apa yang kita inginkan, yang hanyalah sekadar suatu cita-cita, dan oleh karena itu khayal, tidak nyata; hanya apa adanya yang dapat ditransformasikan, bukan apa yang Anda inginkan.

                Mengenal diri sendiri seperti apa adanya membutuhkan kewaspadaan batin luar biasa, oleh karena apa adanya itu mengalami transformasi, perubahan terus-menerus; dan untuk dapat mengikutinya dengan cepat batin tidak boleh terikat pada suatu dogma atau kepercayaan tertentu, kepada suatu pola tindakan tertentu.

                Kalau Anda ingin menelusuri sesuatu, tidak baik jika terikat.

                Untuk mengenal diri Anda sendiri, harus ada keadaan-sadar, suatu kewaspadaan batin yang di situ terdapat kebebasan dari semua kepercayaan, dari semua idealisasi, oleh karena kepercayaan dan cita-cita hanya memberi Anda warna, yang mendistorsikan persepsi yang sebenarnya.

                Jika Anda ingin mengenal apa adanya diri Anda, Anda tidak dapat membayangkan atau percaya kepada sesuatu yang bukan apa adanya diri Anda.

                Jika saya serakah, cemburu, penuh kekerasan, maka hanya sekadar memiliki cita-cita tentang tanpakekerasan, tentang tanpa-keserakahan, tidak banyak bermanfaat. ...

                Pemahaman akan apa adanya diri Anda, apa pun itu—buruk atau indah, jahat atau merugikan—pemahaman akan apa adanya diri Anda, tanpa distorsi, adalah awal dari kebajikan. Kebajikan mutlak perlu, oleh karena ia memberi kebebasan.

                Pengenalan-diri, 25 Januari

                Mengenal-Diri Secara Aktif

                Tanpa pengenalan-diri, pengalaman menghasilkan ilusi; dengan pengenalan-diri, pengalaman—yang adalah respons terhadap tantangan—tidak meninggalkan sisa kumulatif sebagai ingatan. Pengenalan-diri adalah penemuan dari saat ke saat gerak-gerik diri, niat-niatnya dan upaya-upayanya, pikiran-pikirannya dan nafsu-nafsunya. Tidak pernah ada “pengalamanku” dan “pengalamanmu”; istilah “pengalamanku” itu sendiri menandakan ketidaktahuan dan diterimanya ilusi.

                Pengenalan-diri, 26 Januari

                Kreativitas Melalui Pengenalan-Diri

                Tidak ada metode untuk mengenal diri.

                Mencari metode mau tidak mau menyiratkan keinginan untuk mencapai suatu hasil—dan itulah yang dikehendaki oleh kita semua. Kita mengikuti otoritas—jika bukan otoritas seseorang, maka otoritas sebuah sistem, atau sebuah ideologi—karena kita menghendaki suatu hasil yang memuaskan, yang akan memberi kita rasa aman.

                Kita sesungguhnya tidak menghendaki untuk memahami diri kita sendiri, dorongan-dorongan dan reaksi-reaksi kita, seluruh proses berpikir kita, yang disadari maupun tak disadari; kita lebih suka menjalankan sebuah sistem yang memberikan jaminan hasil.

                Tetapi menjalankan sebuah sistem mau tidak mau adalah hasil keinginan untuk memperoleh rasa aman, memperoleh kepastian, dan hasilnya jelas bukan pemahaman diri sendiri.

                Bila kita mengikuti sebuah metode, kita harus menganut otoritas—Guru, Juruselamat, Master—yang akan menjamin bagi kita apa yang kita inginkan; jelas ini bukan jalan untuk mengenal diri.

                Otoritas menghalangi pengenalan diri, bukan?

                Di bawah perlindungan sebuah otoritas, perlindungan seorang penuntun, Anda mungkin mempunyai rasa aman, rasa sejahtera untuk sementara, tetapi itu bukan pemahaman seluruh proses diri sendiri. Otoritas pada hakikatnya menghalangi penyadaran penuh akan diri sendiri, dan oleh karena itu pada akhirnya menghancurkan kebebasan; hanya di dalam kebebasan terdapat kreativitas. Kreativitas hanya mungkin ada melalui pengenalan diri.

                Pengenalan-diri, 27 Januari

                Batin Hening, Batin Sederhana

                Apabila kita sadar akan diri kita sendiri, bukankah seluruh gerak kehidupan adalah jalan untuk membongkar sang aku, ego, diri?

                Diri adalah proses yang amat rumit, yang hanya dapat dibongkar dalam hubungan, dalam kegiatan kita sehari-hari, dalam cara kita bicara, cara kita menilai, menghitung-hitung, cara kita mengutuk orang lain dan diri sendiri.

                Semua itu mengungkapkan terkondisinya pikiran kita sendiri; dan tidakkah penting untuk menyadari seluruh proses ini?

                Hanya melalui kesadaran akan apa yang benar dari saat ke saat terdapat penemuan akan apa yang berada di luar waktu, yang abadi. Tanpa pengenalan-diri, yang abadi tidak mungkin muncul.

                Bila kita tidak mengenal diri kita sendiri, yang abadi menjadi sekadar kata semata-mata, suatu simbol, suatu spekulasi, suatu dogma, suatu kepercayaan, suatu ilusi yang kepadanya batin bisa melarikan diri.

                Tetapi jika kita mulai memahami sang aku dalam semua sepak-terjangnya sehari-hari, maka di dalam pemahaman itu sendiri, tanpa upaya apa pun, apa yang tak bernama, yang berada di luar waktu, muncul. Tetapi yang di luar waktu itu bukan ganjaran bagi pengenalan-diri.

                Yang abadi tidak dapat dikejar; batin tidak bisa memilikinya. Ia muncul bila batin hening, dan batin hanya bisa hening bila ia sederhana, bila ia tidak lagi menimbun, mengutuk, menghakimi, menimbang-nimbang.

                Hanyalah batin yang sederhana yang dapat memahami apa yang nyata, bukan batin yang penuh dengan kata-kata, pengetahuan, informasi. Batin yang menganalisis, menghitung-hitung, bukanlah batin yang sederhana.

                Pengenalan-diri, 28 Januari

                Pengenalan-Diri

                Tanpa pengenalan diri, apa pun yang Anda lakukan, tidak mungkin ada keadaan meditasi.

                Yang saya maksud dengan pengenalan diri adalah menyadari setiap pikiran, setiap suasana batin, setiap kata, setiap perasaan; menyadari kegiatan batin Anda—bukan menyadari diri tertinggi, Aku yang luhur, tidak ada itu; diri yang lebih tinggi, atman, masih berada di dalam lingkup pikiran.

                Pikiran adalah hasil keterkondisian Anda, pikiran adalah respons ingatan Anda— ingatan nenek moyang atau ingatan belum lama berselang.

                Dan sekadar mencoba bermeditasi tanpa lebih dulu menegakkan secara mendalam, sehingga tak tercabut kembali, kebajikan yang datang dari pengenalan diri adalah sama sekali menyesatkan dan sama sekali tak berharga.

                Mohon diperhatikan, ini sangat penting bagi mereka yang serius untuk memahami ini. Oleh karena jika Anda tidak dapat melakukannya, maka meditasi Anda dan kehidupan sehari-hari Anda tercerai, terpisah—begitu jauh terpisah sehingga sekalipun mungkin Anda bermeditasi, duduk bersila terus-menerus, sepanjang sisa hidup Anda, Anda tidak akan melihat lebih jauh dari hidung Anda; sikap tubuh apa pun yang Anda ambil, apa pun yang Anda lakukan, tidak akan berarti sama sekali.

                ... Penting dipahami apa pengenalan diri ini: sekadar sadar, tanpa memilih sedikit pun, akan sang aku yang bersumber pada seonggok ingatan—sekadar menyadarinya tanpa menafsirkan, sekadar mengamati gerakan batin.

                Tetapi pengamatan itu terhalang bila Anda mengumpulkan melalui pengamatan: apa yang harus dikerjakan, apa yang tak boleh dikerjakan, apa yang harus dicapai; jika Anda lakukan itu, Anda mengakhiri proses yang hidup dari gerakan batin sebagai diri.

                Artinya, saya harus mengamati dan melihat faktanya, yang aktual, apa adanya. Jika saya mendekatinya dengan sebuah gagasan, dengan sebuah opini—misalnya, saya harus begini, atau saya tidak boleh begitu, yang adalah respons ingatan—maka gerakan dari apa adanya akan terhalang, terbendung; dan oleh karena itu, tidak terjadi belajar.

                Pengenalan-diri 29 Januari

                Kekosongan Kreatif

                Tidak dapatkah Anda sekadar menyimak ini seperti tanah menerima benih, dan melihat apakah batin mampu menjadi bebas, menjadi kosong?

                Ia bisa menjadi kosong hanya dengan memahami seluruh proyeksi-proyeksinya, seluruh kegiatannya, bukan kadang-kadang saja, melainkan dari hari ke hari, dari saat ke saat. Maka Anda akan menemukan jawabannya, maka Anda akan melihat bahwa perubahan muncul tanpa diminta, bahwa keadaan kekosongan kreatif bukanlah sesuatu untuk dipupuk—ia ada, ia datang menyelinap, tanpa diundang, dan hanya dalam keadaan itulah terdapat kemungkinan pembaruan, kebaruan, revolusi.

                Pengenalan-diri 30 Januari

                Pengetahuan-Diri

                Berpikir benar datang dengan pengenalan-diri. Tanpa memahami diri Anda, Anda tidak punya dasar untuk berpikir; tanpa pengenalan-diri, yang Anda pikir adalah tidak benar.

                Anda dan dunia bukan dua entitas berbeda dengan problem terpisah; Anda dan dunia adalah satu.

                Problem Anda adalah problem dunia. Anda mungkin hasil dari kecenderungan-kecenderungan tertentu, dari pengaruh lingkungan, tetapi Anda tidak berbeda secara mendasar dengan orang lain.

                Secara batiniah, kita semua sangat mirip; kita semua didorong oleh keserakahan, keinginan jahat, ketakutan, ambisi dan sebagainya. Kepercayaan, harapan, aspirasi kita mempunyai landasan bersama. Kita adalah satu; kita adalah satu kemanusiaan, sekalipun batas-batas artifisial dari ekonomi dan politik dan prasangka memecah-belah kita.

                Jika Anda membunuh orang lain, Anda merusak diri sendiri.

                Anda adalah pusat dari keseluruhan, dan tanpa memahami diri Anda sendiri Anda tidak dapat memahami realitas.

                Kita mempunyai pengetahuan intelektual tentang kesatuan ini, tetapi kita tetap menyimpan pengetahuan dan perasaan dalam kotak-kotak yang berbeda, dan oleh karena itu kita tidak pernah mengalami kesatuan yang luar biasa dari manusia.

                Pengenalan-diri, 31 Januari

                Relasi Adalah Cermin

                Pengenalan-diri bukanlah mengikuti suatu rumusan tertentu.

                Anda boleh pergi kepada seorang psikolog atau psikoanalis untuk mengetahui diri Anda, tetapi itu bukan pengenalan-diri.

                Pengenalan-diri muncul apabila kita menyadari diri kita di dalam hubungan, yang memperlihatkan apa adanya diri kita dari saat ke saat. Hubungan adalah cermin yang di dalamnya kita melihat diri kita sendiri seperti apa adanya.

                Tetapi kebanyakan dari kita tidak mampu memandang diri sendiri seperti apa adanya dalam hubungan, oleh karena kita langsung mulai menyalahkan atau membenarkan apa yang kita lihat. Kita menghakimi, kita menilai, kita membandingkan, kita menolak atau menerima, tetapi kita tidak pernah sungguh-sungguh mengamati apa adanya, dan bagi kebanyakan orang tampaknya ini hal yang paling sukar dilakukan; namun hanya inilah awal dari pengenalan-diri.

                Jika kita mampu melihat diri kita seperti apa adanya di dalam cermin luar biasa dari hubungan, yang tidak mendistorsikan, jika kita bisa sekadar memandang ke dalam cermin ini dengan penuh perhatian dan sungguh-sungguh melihat apa adanya, menyadarinya tanpa menyalahkan, tanpa menghakimi, tanpa menilai—dan kita melakukan ini apabila terdapat minat yang sungguh-sungguh—maka kita akan menemukan bahwa batin mampu membebaskan dirinya dari semua keterkondisian; dan hanya di situlah batin bebas untuk menemukan apa yang terletak di luar lingkup pikiran.

                Bagaimana pun juga, betapa pun terpelajar atau betapa pun remeh batin, ia sadar atau tidak sadar terbatas, terkondisi, dan setiap perluasan dari pengkondisian ini masih terletak di dalam lingkup pikiran. Maka, kebebasan adalah sesuatu yang sama sekali lain.

                Tulisan sebelumnya :

                MUTIARA KEHIDUPAN
                Meditasi Harian Bersama Krishnamurti
                oleh: J. Krishnamurti
                Yayasan Krishnamurti Indonesia Jakarta
                
                Diterjemahkan dari:
                THE BOOK OF LIFE, Daily Meditations with Krishnamurti.
                © 1995 oleh Krishnamurti Foundation of America 
                ke dalam bahasa Indonesia oleh: Dr. Hudoyo Hupudio, MPH
                © terjemahan (2005) pada: Yayasan Krishnamurti Indonesia, Jakarta
                
                
                Posted by Teguh De

                Otoritas Sosok Menakutkan dalam Belajar

                  Topik ketiga dari Buku Meditasi Bersama Jiddu Krisnamurti, adalah Otoritas. Menyambung 2 topik yang telah disharing pada kesempatan lalu.

                  Otoritas,laksana seorang jendral dengan segala hormat dan etika kedudukannya, merupakan penghalang bagi manusia untuk belajar dan mengenal dirinya. Keangkuhan sebuah otoritas telah membasmi dan menghancurkan seluruh rencana bangunan kesadaran yang akan dibangun.

                  Otoritas, adalah sesuatu baik yang bersifat fisik maupun imaginasi yang kita sandari untuk mendapatkan kenyamanan, dan kepuasan

                  Otoritas apapun itu, adalah buruk bagi pengembangan kesadaran

                  Silakan simak lebih lengkap dalam paragraf-paragraf singkat di bawah ini!

                  Otoritas 14 Januari
                  Otoritas Menghalangi Belajar

                  Pada umumnya kita belajar melalui pengkajian, melalui buku-buku, melalui pengalaman, atau melalui pengajaran.

                  Semua itu adalah cara umum untuk belajar.

                  Kita menghafalkan apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakan, bagaimana harus berpikir dan bagaimana tidak seharusnya berpikir, bagaimana merasakan, bagaimana bereaksi.

                  Melalui pengalaman, melalui studi, melalui analisis, melalui penggalian, melalui pemeriksaan introspektif, kita menimbun pengetahuan sebagai ingatan; dan lalu ingatan merespons tantangan dan tuntutan baru, yang dari situ terjadi proses belajar lebih lanjut. ...

                  Apa yang dipelajari dimasukkan ke dalam ingatan sebagai pengetahuan, dan pengetahuan itu berfungsi bila terdapat tantangan, atau bila kita ingin melakukan sesuatu.

                  Nah, saya rasa ada cara belajar yang sama sekali lain, dan saya akan berbicara sedikit tentang itu; tetapi untuk memahaminya, dan untuk belajar dengan cara lain ini, Anda harus membuang otoritas sama sekali; kalau tidak, Anda hanya akan diajari, dan Anda hanya akan mengulang apa yang Anda dengar.

                  Itulah sebabnya sangat penting untuk memahami hakikat otoritas.

                  Otoritas menghalangi belajar—belajar yang bukan penimbunan pengetahuan sebagai ingatan. Ingatan selalu merespons dalam pola; tidak ada kebebasan.

                  Orang yang terbebani dengan pengetahuan, dengan pengajaran, yang terbungkuk-bungkuk dengan hal-hal yang telah dipelajarinya, tidak pernah bebas. Ia mungkin luar biasa fasih berbicara, tetapi timbunan pengetahuannya menghalanginya untuk bebas, dan oleh karena itu ia tidak mampu belajar.

                  Otoritas 15 Januari
                  Menghancurkan Adalah Menciptakan

                  Untuk bebas Anda harus memeriksa otoritas, seluruh kerangka otoritas, mencabik-cabik seluruh hal yang kotor itu. Dan itu membutuhkan energi, energi fisik sesungguhnya, dan itu juga menuntut energi psikologis. Tetapi energi itu musnah, terbuang percuma, bila kita berada dalam konflik. ...

                  Jadi, bila terdapat pemahaman akan seluruh proses konflik, maka terjadilah pengakhiran dari konflik, dan terdapat energi berlimpah. Lalu Anda dapat melanjutkan terus, meruntuhkan rumah yang telah Anda bangun selama berabad-abad dan tidak punya makna sama sekali.

                  Anda tahu, menghancurkan adalah menciptakan. Kita harus menghancurkan, bukan bangunan fisik, bukan sistem sosial atau ekonomi—ini terjadi setiap hari—melainkan pertahanan-pertahanan psikologis, baik yang disadari atau tak disadari, rasa aman yang telah kita bangun secara rasional, individual, mendalam, atau dangkal.

                  Kita harus meruntuhkan semua itu agar kita sepenuhnya tanpa pertahanan, karena Anda harus tanpa pertahanan untuk dapat mencinta dan merasakan kasih sayang.

                  Maka Anda akan melihat dan memahami ambisi, otoritas; dan Anda mulai melihat kapan otoritas perlu dan pada tingkat mana—otoritas polisi dan tidak lebih. Maka tiada otoritas pembelajaran, tiada otoritas pengetahuan, tiada otoritas kemampuan, tiada otoritas yang diambil oleh fungsi dan yang menjadi kedudukan.

                  Memahami seluruh otoritas—dari guru-guru, Master-Master, dan lain-lain—membutuhkan batin yang amat tajam, otak yang jernih, bukan otak yang keruh, bukan otak yang tumpul.

                  Otoritas 16 Januari
                  Kebajikan Tidak Punya Otoritas

                  Dapatkah batin bebas dari otoritas, yang berarti bebas dari rasa takut, sehingga ia tidak mungkin lagi menjadi pengikut?

                  Jika ya, ini mengakhiri peniruan, yang menjadi mekanis.

                  Bagaimana pun juga, kebajikan, etika, bukanlah mengulang-ulang apa yang baik.

                  Pada saat itu menjadi mekanis, itu bukan lagi kebajikan. Kebajikan adalah sesuatu yang harus berlangsung dari saat ke saat, seperti kerendahan hati.

                  Kerendahan hati tidak bisa dipupuk, dan batin yang tidak punya kerendahan hati tidak bisa belajar.

                  Jadi kebajikan tidak punya otoritas.

                  Moralitas masyarakat bukan moralitas sama sekali; itu bahkan tidak bermoral karena mengakui kompetisi, keserakahan, ambisi, dan oleh karena itu masyarakat justru mendorong imoralitas.

                  Kebajikan adalah sesuatu yang mengatasi moralitas.

                  Tanpa kebajikan tidak ada ketertiban, dan ketertiban bukan menurut suatu pola, menurut suatu rumusan. Batin yang mengikuti suatu rumusan dengan mendisiplinkan dirinya sendiri untuk mencapai kebajikan akan menciptakan masalah imoralitas bagi dirinya sendiri.

                  Suatu otoritas luar yang diobyektifkan oleh batin—selain dari hukum—sebagai Tuhan, sebagai moralitas dan sebagainya menjadi destruktif ketika batin berupaya memahami apa kebajikan sejati itu.

                  Kita memiliki otoritas kita sendiri sebagai pengalaman, sebagai pengetahuan, yang kita coba ikuti.

                  Terdapat pengulangan, peniruan terus-menerus yang kita kenal ini.

                  Otoritas psikologis—bukan otoritas hukum, atau polisi yang menjaga ketertiban—otoritas psikologis, yang dimiliki setiap orang, menghancurkan kebajikan karena kebajikan adalah sesuatu yang hidup, bergerak. Seperti Anda tidak mungkin memupuk kebajikan, seperti Anda tidak mungkin memupuk cinta, begitu pula Anda tidak mungkin memupuk kebajikan; dan di situ terdapat keindahan yang luhur.

                  Kebajikan adalah nonmekanis, dan tanpa kebajikan tidak ada landasan untuk berpikir secara jernih.

                  Otoritas 17 Januari
                  Batin yang Tua Terikat oleh Otoritas

                  Masalahnya adalah: mungkinkah batin yang begitu terkondisi—terdidik dalam sekte, agama yang tak terhitung banyaknya, dan segala takhyul, ketakutan—melepaskan diri dari dirinya sendiri dan dengan demikian menghasilkan batin yang baru?

                  ...

                  Batin yang tua pada dasarnya adalah batin yang terikat oleh otoritas.

                  Saya tidak menggunakan istilah ‘otoritas’ dalam arti hukum; yang saya maksud dengan kata itu adalah otoritas sebagai tradisi, otoritas sebagai pengetahuan, otoritas sebagai pengalaman, otoritas sebagai cara untuk memperoleh rasa aman dan tinggal dalam rasa aman itu, secara lahiriah atau batiniah, oleh karena bagaimana pun juga, itulah yang selalu dicari oleh batin—suatu tempat yang di situ ia bisa merasa aman, tak terganggu.

                  Otoritas seperti itu mungkin otoritas sebuah gagasan yang diterapkan sendiri, atau apa yang disebut gagasan religius tentang Tuhan, yang tidak punya realitas bagi orang yang benar-benar religius.

                  Gagasan bukan fakta, tapi fiksi.

                  Tuhan adalah fiksi; Anda mungkin percaya itu, tapi itu tetap fiksi. Tetapi untuk menemukan Tuhan, Anda harus menghancurkan fiksi itu sepenuhnya, oleh karena batin yang tua adalah batin yang takut, yang ambisius, yang takut mati, takut hidup, dan takut berhubungan; dan batin seperti itu terus-menerus, sadar atau tidak sadar, mencari sesuatu yang abadi, mencari rasa aman.

                  Otoritas 18 Januari
                  Bebas Sejak Awal

                  Jika kita bisa memahami dorongan di balik keinginan kita untuk menguasai atau dikuasai, maka mungkin kita bisa bebas dari efek memasung dari otoritas.

                  Kita ingin merasa pasti, merasa benar, memperoleh sukses, mengetahui; dan keinginan akan kepastian ini, akan keabadian, di dalam diri kita membangun otoritas pengalaman pribadi, sementara di luar membangun otoritas masyarakat, keluarga, agama, dan sebagainya.

                  Tetapi sekadar mengabaikan otoritas saja, membuang simbol-simbol lahiriahnya saja, sangat sedikit maknanya.

                  Melepaskan diri dari suatu tradisi dan memeluk tradisi lain, meninggalkan pemimpin ini dan mengikuti pemimpin itu, adalah suatu perilaku yang dangkal.

                  Jika kita ingin menyadari seluruh proses otoritas, jika kita ingin melihat sifatnya yang tertuju ke dalam, jika kita ingin memahami dan mengatasi keinginan akan kepastian, maka kita harus memiliki kesadaran dan pencerahan yang luas; kita harus bebas, bukan pada akhir, melainkan sejak awal.

                  Otoritas 19 Januari
                  Pembebasan dari Ketidaktahuan, dari Kesedihan

                  Kita menyimak dengan harapan dan ketakutan, kita mencari cahaya orang lain, tetapi tidak bersikap pasif dengan waspada untuk dapat memahami.

                  Jika orang yang telah bebas tampak memenuhi keinginan kita, kita menerimanya; jika tidak, kita terus mencari orang yang akan memenuhi keinginan kita; dan yang diinginkan oleh kebanyakan kita adalah pemuasan pada berbagai tingkat.

                  Yang penting bukanlah bagaimana mengenali orang yang telah bebas, melainkan bagaimana memahami diri Anda.

                  Tidak ada otoritas di sini sekarang, atau di akhirat nanti, yang dapat memberi Anda pengetahuan tentang diri Anda; tanpa pengenalan-diri tidak ada pembebasan dari ketidaktahuan, dari kesedihan

                  Otoritas 20 Januari
                  Mengapa Kita Menjadi Pengikut?

                  Mengapa kita menerima, mengapa kita menjadi pengikut?

                  Kita mengikuti otoritas orang lain, pengalaman orang lain, lalu meragukannya; pencarian otoritas ini, beserta ikutannya yakni kekecewaan, adalah proses yang menyakitkan bagi kebanyakan dari kita.

                  Kita menyalahkan atau mengritik otoritas, pemimpin, guru yang dulu diterima, tetapi kita tidak menyelidiki kehausan kita sendiri akan otoritas yang dapat menuntun perilaku kita; sekali kita memahami kehausan ini, kita akan memahami pula makna keraguan.

                  Otoritas dalam Pembelajaran
                  Otoritas Merusak si Pemimpin dan Pengikut
                  sumber: https://kriyayoganusantara.wordpress.com
                  Otoritas 21 Januari
                  Otoritas Merusak Si Pemimpin maupun Pengikut

                  Kesadaran-diri adalah sulit, dan karena kebanyakan dari kita lebih menyenangi jalan yang mudah dan memberikan impian, kita membuat otoritas yang membentuk pola kehidupan kita.

                  Otoritas mungkin berupa kolektif, negara; atau mungkin bersifat pribadi, Master, juruselamat, guru.

                  Otoritas dalam bentuk apa pun membutakan, ia menghasilkan sikap tidak mau berpikir; dan karena kebanyakan dari kita mendapati bahwa berpikir berarti mengalami kesakitan, kita menyerahkan diri kepada otoritas.

                  Otoritas menyangkut kekuasaan, dan kekuasaan selalu disentralisir dan oleh karena itu sama sekali merusak; ia merusak, bukan hanya si pemegang kekuasaan, melainkan juga merusak orang yang mengikutinya.

                  Otoritas pengetahuan dan pengalaman adalah menyesatkan, entah itu diletakkan pada sang Master, wakilnya atau rohaniwan.

                  Yang penting adalah hidup Anda sendiri, konflik yang tampak tak ada hentinya ini, bukan pola perilaku atau sang pemimpin.

                  Otoritas Master dan rohaniwan mengalihkan perhatian Anda dari masalah pokok, yang adalah konflik di dalam diri Anda sendiri.

                  Tulisan sebelumnya:

                  MUTIARA KEHIDUPAN
                  Meditasi Harian Bersama Krishnamurti
                  oleh: J. Krishnamurti
                  Yayasan Krishnamurti Indonesia Jakarta
                  
                  Diterjemahkan dari:
                  THE BOOK OF LIFE, Daily Meditations with Krishnamurti.
                  © 1995 oleh Krishnamurti Foundation of America
                  ke dalam bahasa Indonesia oleh: Dr. Hudoyo Hupudio, MPH
                  © terjemahan (2005) pada: Yayasan Krishnamurti Indonesia, Jakarta
                  
                  Posted by Teguh De

                  Hyperlink, Definisi dan Cara Membuat di Microsoft Office Word

                    Definisi dari Hyperlink

                    Menurut brainly.co.id Hyperlink adalah cara untuk menghubungkan suatu bagian di dalam slide, file, program ataupun pada halaman web dengan bagian yang lainnya dalam bidang-bidang tersebut.

                    Definisi lain menyatakan bahwa hyperlink adalah suatu teks yang akan mengarahkan ke tampilan dokumen atau halaman lain.
                    Kemudian bagaimana hubungan hyperlink dengan Microsoft Office word®?

                    Hyperlink di Microsoft Word

                    Ada feature di microsoft office word untuk membuat hyperlink. Fungsinya untuk menghubungkan suatu bagian di dalam dokument, file, ataupun pada halaman web dengan bagian yang lainnya dalam dokumen tersebut. Caranya cukup mudah. Perhatikan uraian berikut ini sehingga dapat dipahami betapa mudahnya membuat hyperlink di microsoft office word®.

                    Definisi dan Cara Membuat Hyperlink
                    Membuat Hyperlink
                    1. Pertama blok atau seleksi kata yang akan dijadikan ancor text hyperlink,
                    2. kemudian klik insert kemudian klik hyperlink. Bila dibawa ke menu dialog tertentu maka pilihlah file atau lembaran yang akan dijadikan tautan atau link pada hyperlink yang dibuat.
                    3. Kllik ok untuk eksekusi terakhir.
                    gambar Cara Membuat Hyperlink
                    Definsi dan Cara Membuat Hyperlink

                    Cara Membuat Hyperlin

                    1. Hyperlink bisa dibuat untuk menautkannya ke file lain di komputer
                      • Lakukan seleksi kata atau kalimat yang akan dijadikan ancor text, kemudian klik insert | Hyperlink, atau kelik kanan mouse | sorot klik hyperlink
                      • aktifkan atau klik icon existing file or web page | klik Current Folder, kemudian carilah file yang ingin ditautkan pada kolom Look in
                      • Pilih filenya, kemudian klik OK
                    2. Hyperlink dengan menautkan ke file yang letaknya di folder yang sama dengan file bersangkutan
                      • Lakukan seleksi kata atau kalimat yang akan dijadikan ancor text, kemudian klik insert | Hyperlink, atau kelik kanan mouse | sorot klik hyperlink
                      • aktifkan atau klik icon existing file or web page | klik Current Folder, kemudian carilah file yang ingin ditautkan pada kolom Look in
                      • Pilih filenya, kemudian klik OK
                      NB: Type ini bisa dilakukan apabila file yang aktif berada dalam folder, dan folder tersebut terdiri dari beberapa file.
                    3. Hyperlink menautkan dengan bagian lain dari dokumen bersangkutan. Maksudnya hyperlink-nya pada halaman tertentu dari file yang aktif
                      • Lakukan seleksi kata atau kalimat yang akan dijadikan ancor text, kemudian klik insert | Hyperlink, atau kelik kanan mouse | sorot klik hyperlink
                      • aktifkan atau klik icon place in this document | carilah bagian dokumen yang ingin ditautkan top of document, heading, atau bookmarks
                      • Kemudian klik OK

                    Mudah bukan?

                    Cobalah melakukan dari uraian di atas. Anda pasti mampu melakukannya. Semoga ini dapat membantu.

                    Terima kasih.

                    Posted by Teguh De